Senin, 31 Desember 2012

Petromax



 
 
 
31 Desember 2012

Kamis, 20 Desember 2012

People : Small And Great



People, great, average and small.

People, idea, things and other people.

All the same.






21 Desember 2012



Senin, 10 Desember 2012

Manusia Yang Bukan Pahlawan



Engkau manusia biasa, tidak seperti bayangan anak-anak atau tokoh khayal dalam hikayat.


Apabila engkau melukai seseorang, sekecil apapun, akan engkau dapatkan darahmulah yang mengucur.

Engkau sakiti, dan engkau yang akan menderita.

Dan.

Sesuatu yang engkau peroleh, sebanyak apapun, semakin banyak, semakin tidak begitu berguna bagimu.

Sesuatu yang engkau beri, sesedikit apapun, akan serta merta menjadi milikmu, yang mungkin dapat sangat berguna.


Hidupmu berkubang didalamnya.


Karena engkau manusia yang bukan pahlawan.



11 Desember 2012.

Minggu, 09 Desember 2012

Breathing Is Loving



Breathing is blessing.

No worry, no hurry, keep loving.

Breathing is loving.



10 Desember 2011.

Jumat, 07 Desember 2012

Mengundurkan Diri



Kalau ada yang mengundurkan diri.

Kita umumnya akan menganggap ada yang kurang baik telah terjadi, dan pengunduran diri adalah hal yang seharusnya dilakukan. Dan, tindakan itu perlu diberi acungan jempol


Tetapi anehnya.


Kalau ada seseorang yang menganggap pengunduran diri itu sebagai hal yang baik, yang menurut akal budi merupakan sesuatu keputusan yang baik.
Kemudian memberi komentar, betapa bagusnya perbuatan itu.


Kenapa komentarnya terasa seolah-olah ia telah mengatakan bukan hal yang sebenarnya?

Mungkin karena jabatan begitu diinginkan dan dihormati.


Dalam peristiwa-peristiwa budaya. Akal budi dan isi hati mungkin berbeda.



8 Desember 2012.
Mengenang Menpora yang mengundurkan diri


Minggu, 02 Desember 2012

Keseimbangan



Pergilah kemana-mana.
Lakukan apa saja.
Engkau akan mengetahui sesuatu.

Kemudian.

Ketika engkau telah sampai kemana-mana.
Dan, telah melakukan segalanya.
Engkau tidak mengetahui apa-apa.

Itulah keseimbangan.



2 Desember 2012.

Kamis, 29 November 2012

Kabut Perang




Kita melihat apa yang kita percayai. Sampai kita salah melihat, dan sadar telah mempercayai yang keliru.

Akhirnya.

Kita semua membuat kesalahan.
Karena, akal budi kita memang sangat terbatas.

Jadi.

Uji ulang selalu pemikiranmu.

Meskipun engkau menjawab hanya pertanyaan yang ingin engkau jawab.

Jangan pernah katakan 'tidak akan'.


Karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Bahkan, engkau sendiri pun memiliki beberapa di saat yang berbeda.

Dan, engkau tidak dapat mengubah sifat-sifat manusiawimu.


Teruslah berusaha hingga engkau menemukan jalan awal dimana engkau memulai usahamu.



29 November 2012.
Sumber :
Film "The Fog of War". Kata-kata Robert Strange McNamara.

Rabu, 28 November 2012

Jujur Benar Adil

Manakah yang lebih dahulu : Kejujuran, Kebenaran, atau Keadilan.

29 November 2012.

Minggu, 25 November 2012

Alasan Dan Kebenaran




Semua beralasan.

Tapi.

Semua alasan tidak benar.


Kebenaran itu seperti seni.

Sangat tergantung pada yang melihatnya.

'Is in the eye of the beholder' katanya.

Masing-masing kita melihatnya sesuai dengan keinginannya sendiri.


Free will.

Sesuka hatimulah.



25 November 2012.

Sabtu, 24 November 2012

In Sya Allah







24 November 2012
Sumber : BB Message

Jumat, 23 November 2012

Alasan Dan Penjelasan




Astaga.

Berjalan ke masa lalu.

Semuanya terjelaskan.

Dan itulah yang harus dipertanggungjawabkan.


Saat ini.

Maupun masa lalu.

Semua, terjelaskan dan beralasan.

Sayangnya, semua penjelasan dan alasan tidak ada yang benar.

Namanya saja alasan.

Semua serba bersalahan.


Bukankah kebenaran tidak menipu.

Astaga.



24 November 2012.

Sampai Tua



Penting.

Mengapa menunggu sampai pada tua, bahkan renta, baru segala sesuatu terlihat semakin tidak begitu penting.



24 November 2012.

Rabu, 21 November 2012

Kinabalu Trail



Sekali-sekali pergilah naik ke gunung.

Rasakan.




Kinabalu Trail




Pos Awal Pendakian : Pondok Timpohon





Puncak Kinabalu



Pertengahan Juli 2012.






Kewajiban Dan Hak, Dan, Hak Dan Kewajiban




Adakah kewajiban dan hak?
Atau, adakah hak tanpa kewajiban?
Atau, ada kewajiban tanpa hak?
Kewajiban mendahului hak, atau, hak mendahului kewajiban.

Itulah.

Seolah kembar siam, satu mengikat yang lain.


Kata-kata 'kewajiban' dan 'hak'.

Mendengarkannya saja, hatiku kaku.

Mengucapkannya membuat wajahku tegang, mataku menjadi lebih tajam.

Dengan kewajiban aku tercekam.

Dengan hak aku naik darah.


Kewajiban dan hak, dan, hak dan kewajiban, memang terlalu keras dan kaku, bagi hati yang lembek, bagi jiwa yang tidak teguh.

Apakah, sebaiknya mereka tidak ada saja.


Yang membuatku terus berfikir.


Lebih lanjut. Bukankah, suatu hak bahkan dapat berubah menjadi suatu kewajiban yang nyata, yang tidak begitu berguna, atau, kewajiban mewujud menjadi hak, yang dulunya kadang sering ingin ditolak.


Aku ada didalamnya sejak mereka sudah ada dan jauh sebelum mereka berakhir.



21 November 2011.

Selasa, 20 November 2012

Gempita



Dalam gegap gempita ini.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana saja.



20 November 2012.

Jumat, 16 November 2012

Salam, Warahmatullah Wabarakatuh



18 Oktober 2012


Umat Islam di dunia dipersatukan agama. Di bulan-bulan Haji berkumpullah Muslim dari Afrika Barat, Afrika Utara, Mesir, Afrika Timur, Yaman atau Hadrim, Arab Teluk, Lebanon, Syria, Turki, Iran dan Irak, asia Tengah dan negara-negara bekas USSR, China, Afghan, anak benua Asia, dan Asia Tenggara. Bersama Muslim semua negara lainnya berhimpun di seputar Makkah-Madinah. Pengamat, tidak perlu terlalu jeli, akan dapat melihat jelas bagaimana himpunan itu berkelompok-kelompok menurut negara masing-masing, khas, dengan gaya dan bahasa masing-masing. Semuanya berkumpul dalam kelompok-kelompok, dalam satu kelompok besar. Kendala utama, bahasa. Bahasalah yang mempersatukan manusia dalam kelompok-kelompok itu.

Tapi, meski bahasa mempersatukan manusia, kelompok-kelompok tadi masih terpecah-pecah lagi dalam kelompok-kelompok kecil. Kalau dari Indonesia, Kelompok Terbang, Kloter.

Dalam Kloter, berkumpullah orang-orang sesifat yang bercocok-cocokan tabiat, dalam kelompok kecil-kecil lagi. Selama musim ini akan kita lihat, ribuan orang-orang seperti ini. Dan setelah musim Haji, kembali ke kampungnya masing-masing melanjutkan hidupnya sendiri-sendiri, di dunia nafsi-nafsi. Jarang yang melanjutkan bersilaturrahmi kembali, apalagi bersahabat sampai mati. Kecuali beberapa gelintir yang sudah sehati.

Begitulah.

Jamaah dipersatukan Islam, tetapi masing-masing longgar terpisah, berdiri sendiri-sendiri.


Salah satu kelompok Jamaah yang paling ketara adalah orang dari negara Yaman, yang kadang disebut "Hadrim," untuk menjelaskan asal Hadramaut. Kalau berjalan, berkelompok dua, tiga atau empat, bahkan lima orang. Terlihat akrab, sering para lelaki Yaman itu berjalan saling pimpin. Perawakan dan wajahnya khas, rata-rata hampir serupa. Meski diamati dengan seksama, tetap aja terlihat sama, serupa. Susah membedakannya.

Suatu saat, ketika sedang duduk tepekur tidak tahu mau berbuat apa di Masjid Nabi (betapa bodoh dan lalainya), tiga orang Yaman duduk ngebruk di sebelah kami. Salah seorang, yang sepertinya yang diutamakan diantara ketiga orang itu, menggelar Al-Qur'an di atas sebuah rehal, dan mulai membaca. Rekan-rekannya, yang patuh bagai mursyid, menyimak.



Tiga Orang Yaman


Kami minta ia membaca dengan suara agak sedikit keras agar kamk dapat ikut mendengar. Sesuatu yang tidak biasa di Masjid itu. Tapi ya, tidak apa-apa, bukankah suasana masih agak sepi dan waktu Shalat masih cukup lama. Lalu kami membuka sebuah Al-Qur'an lain dan ikut menyimak orang Yaman itu membaca Surah Azzumar.

Dengan penuh semangat, ia membaca, bacaannya cepat lancar, sambil sekali-sekali jeda, bagai guru, memberikan penjelasan apa yang dibacanya, pada rekan-rekannya dan pada kami juga, yang kami hanya dapat mengira-kira artinya. Bagaimana bacaan, qira'at, menurut istilah dia, berbeda dengan bahasa yang seharusnya, bagaimana cerita lanjut dari isi Surah yang dibacanya. Dan seterusnya. Kamk hanya mengira-ngira. Dia memang lebih mengetahui apa yang dibacanya.

Bacaan berlanjut dengan lancar, tentu saja, dia berbahasa Arab. Hanya saja, meski kami mengerti bacaannya (bukan artinya), dialeknya agak asing di telinga kamo. Rekan-rekannya menyimak. Kami menyimak sambil belajar.

Bacaan berlanjut dengan lancar. Ke Surah berikutnya, ke Surah berikutnya. Sampai suatu ketika ia menyingkirkan rehalnya ke samping, dan seketika, seolah memerintahkan rekan-rekannya sambil menekan kuduk mereka untuk bersujud. Kami pun dengan tergagap mengikuti lirikannya, yang juga bagai perintah itu, bersujud. Sujud kamk tak berbaca, sujud hanya kepada Allah.

Selesai sujud, ia memberi penjelasan sambil menunjukkan tanda yang ada di Al-Qur'an. Oo begitu, ini, kureka, inilah yang mungkin disebut sujud Syahwi itu (Belakangan kami google, barulah jelas, ya itu salah satu ayat sajadah, ayat 37 Surah Fushshilat, dan sujud itu sujud tilawah, betapa awamnya diri ini).

Ia melanjutkan bacaannya terus ke Surah-Surah berikutnya. Masih dengan bacaan bersemangat, dan kami yang menyimak juga tak surut semangat. Kami sangat terkesan dengan kesungguhannya.

Setelah berlanjut sementara waktu, jamaah Masjid bertambah, semakin ramai, waktu shalat mendekat. Orang-orang sekitar dalam kepadatan jamaah, yang tidak begitu mau mendengar, mulai gerah, masing-masing punya kesibukan ibadah sendiri, bukankah Masjid ini milik bersama. Dan ada yang bahkan berani menegur dan menasehatkan dengan halus untuk sedikit munurunkan suaranya, seperti umumnya jamaah yang lain yang sedang menekuni Al-Qur'annya masing-masing dengan tenang.

Kesukaan hati menyimak mulai berkurang, kemudian semua diselamatkan kumandang azan. Lalu, masing-masing, benar-benar sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Begitu?

Subhanallah.


Keesokan harinya, ketika kami mencoba mencari orang-orang Yaman kemarin itu, semua nampak sama. Ketika kami salami seseorang yang kami kira dia, orang tersebut terheran-heran dan mungkin mengira kami malaikat atau setan penggoda. Kami pun turut heran. Kok begini. Mereka serupa, bahkan yang paling mirip pun bukan dia. Di lautan manusia serupa ini, kami tahu kami tidak akan dapat menemuinya untuk kedua kali. Dan memang benar, kami tidak menemukannya lagi.

Kami masih terus mencari orang Yaman itu.



Samingan


Orang Yaman kami cari-cari, Samingan yang kami temui. Ia sedang duduk dekat warung teh susu. Sambil menunggu waktu mulai kerja di Masjid.

Ya, Samingan TKI, bergaji tiga juta. Agak murung dengan gaji itu, tapi merasa beruntung dapat beribadah, karena bekerja di tanah haram.

Ketika kami berpisah, kami tahu juga, bagai orang Yaman itu, itulah mungkin kali terakhir kami bertemu Samingan.

Hai orang Yaman, dan Samingan, warahmatullahiwabarakatuh. Itu salam gaib kami.




Salam kami juga untuk orang Pakistan tak bernama ini, yang pijatannya lembut melegakan, yang ceritanya tidak kami tulis di sini, yang, meski bersungguh-sungguh, kami cari-cari setelahnya, juga, tidak pernah terlihat lagi.


Salam, untuk semua, warahmatullah wabarakatuh.


Bahasa mempersatukan manusia, kelompok-kelompok tadi masih terpecah-pecah lagi dalam kelompok-kelompok kecil, kalau dari Indonesia, Kelompok Terbang, Kloter.

Dalam Kloter, berkumpullah orang-orang sesifat yang bercocok-cocokan tabiat, dalam kelompok kecil-kecil lagi. Selama musim ini akan kita lihat, ribuan orang-orang seperti ini. Dan setelah musim Haji, kembali ke kampungnya masing-masing melanjutkan hidupnya sendiri-sendiri, di dunia nafsi-nafsi. Jarang yang melanjutkan bersilaturrahmi kembali, apalagi bersahabat sampai mati. 
Kecuali beberapa gelintir yang sudah sehati.

Begitulah.


18 Oktober 2012.


Selasa, 13 November 2012

Madinah, Bulan Haji



Madinah kota Nabi.

Muhammad PBUH (Peace be upon him = ṣallā Allāhu ʿalay-hi wa-sallam).

Di tengahnya ada Masjid Nabawi.




Jamaah berkumpul di dalamnya. Pada bulan-bulan haji penuh terisi hampir setiap waktu. Yang hitam buta yang dibimbing, yang bersujud di atas kursi, yang duduk rapi, yang tegak mencari tempat yang agak longgar, yang terhenyak di kursi roda, serta ribuan yang sedang asik membaca ayat-ayat-Mu.

Semua tergenggam oleh gumam yang mengambang dalam ruang mesjid ini, semua memuji Engkau, semua fakir meminta pada Mu. 

Aku, manusia di antara malaikat-malaikat ini, merasa ingin, seperti perbuatan mereka itu jugalah semua jumlah perbuatanku dan seperti keinginan mereka itu jugalah jumlah semua keinginanku. 

Kalau aku meminta pada Engkau, yang memerintahkan malaikat-malaikat-Mu, tidak akan bukan manusianya aku.

Lihatlah.

Masih ada orang yang, meski terlihat jauh dari sebagai ulama, mengambil sebuah mushaf Al Quran, mengecupnya dengan penuh kasih sayang, dan dengan khidmat memilah lembarannya, membacanya dengan tertib penuh pengertian. Sangat menghormati.

Bukankah itu perilaku orang muslim?

Tidakkah mukmin di depanku ini menunjukkan cara berdoa, yang lama, dalam dan berlinangan air mata. Mengingatkan betapa fakirnya manusia, dan betapa bersyukurnya sebagian mereka. Dan Asma Allah yang berulang mengiang dari mukhlis yang duduk di belakang punggungku jadi pembukti betapa masih ada manusia yang ikhlas.

Bukankah itu perilaku orang saleh?

Dan kalau saf-saf bersambung bahu berbahu tanpa jarak, yang besar dan yang menghimpit di kiri kananmu, membuat tasyahud akhir terduduk bagai tasyahud awal.

Bukankah itu perilaku orang takwa?


Di dalam mesjid ini, di beberapa lokasi berkerumun jamaah mendengarkan seorang pemberi ceramah yang duduk di kursi agak tinggi dan agak besar. Pada satu kelompok disampaikan ceramah dalam bahasa Arab, yang lain dengan bahasa Urdu, atau bahasa Pakistan. Ada yang dalam bahasa Prancis. Yang jelas mereka menyampaikan lebih dari satu ayat.



Ceramah Bahasa Arab



Ceramah Bahasa Urdu



Ceramah Bahasa Perancis


Di ruang timur dan barat, bahkan banyak kelompok-kelompok seperti itu yang bagai kelas. Ada yang dikerumuni anak-anak yang belajar membaca, pelajar-pelajar remaja dengan kajian yang lebih tinggi. Ada pula yang berkumpul yang pesertanya sudah terlihat seperti para alim ulama. Lengkap, mulai belajar kata per suku kata hingga kajian setengah nabi. Karena pesan disampaikan umumnya dalam bahasa Arab, sebagian besar jamaah yang tidak merasa begitu berkepentingan, dan tidak dapat mengerti, mengacuhkan saja.



Kelas Alif Ba Ta



Kelas Kajian Remaja



Kelas Kajian Lanjut



Kelas Kajian Setengah Nabi
(Sedang Beristirahat Barangkali)


Ini Madinah, Mesjidnya Masjid Nabi, bulannya bulan haji, tentu saja 99,9 %, pengunjung kota ini, akan lebih menyempatkan diri untuk, tumpah ruah, melakukan shalat 40 waktu, atau berusaha keras melakukan ibadah di Raudhah dengan berbagai gaya dan cara. Dan yang lebih utama ziarah ke Makam Muhammad Rasulullah PBUH.
 


Jalan Ke Raudhah
 
 

Assalamualaika Ya Rasulullah, Warahmatullahi Wabarakatuh.



Oktober 2012







Minggu, 11 November 2012

27-29 Oktober 2012, Mina



Allahu Akbar.


Harapan tinggal harapan.
Semua diserahkan pada-Mu Tuhan.


Allahu Akbar.


Ketika hati meragu bak batu.
Inti cairnya menyimpan sisa.


Walillahilhamd.



Mina.

Di keramaian ini.

Aku bahkan tidak dapat berbuat apa.

Sejenak fikir, tidak.

Seucap ziikir, tidak.

Sepinta do'a .......


Allah. Allah. Allah.



Tasyrik, 27-29 Oktober 2012, Mina


Kamis, 25 Oktober 2012, Arafah



Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.


Di atas Arafah.
Tidak jauh dari Rahmah.
Semua tangan tengadah, ucapan dari isi-hati-isi-hati, beharap sama, dengan berjuta manusia menyuarakannya, bergema-gema.
Engkau membanggakannya.

Apakah sepadang pinta penuh linangan air mata ini?!
atau,
Engkau-lah yang semata?!


Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.







Haji itu Arafah


Yang berdo'a di celah batu, terkabullah.

Yang berdo'a di puncak Rahmah, terkabullah.

Yang berdo'a di tepi-tepi padang, terkabullah.



25 Oktober 2012.

Rabu, 24 Oktober 2012, Makkah



Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.


Dengan kiswah yang tidak lagi legam.
Dikangkangi batu-beton-batu dan kaca Zam Zam.
Dengan manusia sesak dalam relung Haram temaram.
Mereka, tamu, mereka, sang haji, menunggu tuju, Arafah.


Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.
Labbaik Allahummalabbaik.






24 Oktober 2012.

Jumat, 2 November 2012



Jumat, 2 November 2012


Langit tak berawan biru muda, benar-benar tidak berawan, matahari tegak di ubun-ubun, Masjid sesak, di semua lantai hingga sampai ke pelataran.
Di pelataran luar, masih setengah jam dari waktu zuhur, ribuan jamaah sudah lama kering terjemur.


Ini mesjid, mesjid terbesar, Masjidil Haram. Lantai bertingkat-tingkat, berpelataran, luasnya luar biasa. Tapi tetap tidak dapat menampung jamaah yang berdesakan. Penuh hingga jarak seribu langkah seputar Ka'bah. Melimpah ke pelataran, melimpah ke trotoar dan jalan-jalan. Berdesakan dan terus bertambah. Bukankah hari ini Jum'at pertama setelah hari-hari tasyrik. Semua akan datang, tak akan berhenti sebelum takbir. Ya, jika perlu sembahyang berdiri pun tidak apa apa. Tapi, akan selalu ada tempat tersedia, jadi tidak perlu khawatir.


Allahu Akbar.


Lalu, ditengah terik jarizah, semua berserah.



2 November 2012.

Sabtu, 10 November 2012

Ada Ketukan Dari Dalam Toilet

Ada ketukan dari dalam toilet.
Seseorang terperangkap di dalamnya.

Demikianlah.

Itu terjadi di dalam Boeing 747-400. Penerbangan 9 jam, Jakarta-Jeddah. Penumpang beragam pengalamannya. Beberapa, bahkan belum pernah meninggalkan kampung halamannya, sejak ia lahir di salah satu pelosok di Indonesia. Dan, hal itu agak terlihat lucu, tapi tidak mengherankan.

Masya Allah.

11 Oktober 2012.

Kisah Kita



Tak seorangpun yang dapat lari dari kisahnya sendiri.

Ada khatib yang tidak dapat hadir sesuai jadwal, karena meninggal dua hari sebelumnya. Ada rekan yang mendapatkan rekan satu pairingnya bermain golf, tergeletak begitu saja di atas rerumputan di tengah permainan, juga meninggal. Ada juga yang sedang akan mengunjungi seseorang yang sesang sakit, malah meninggal.

Itulah akhir kisah semua manusia. 

Nanti. 

Termasuk kisahku.



11 Nov 2012


Selasa, 25 September 2012

Slenco



Maksudnya : Nggak nyambung aja.

Dinyanyikan bergantian setiap barisnya, oleh perempuan dan lelaki.

   

"Slenco", Karya Cak Diqin.
 

 

"Indongaret", Karya A. S. Kurnia, Tinta di atas kanvas, 200 X 100 cm, 2012.
   
   
 

"Sulit Dipegang Ekornya", Karya Putu Sutawijaya, Mixmedia di atas kanvas, 140 X 120 cm, 2012.
 
 
 

"Isuk Dele Sore Tempe", Karya Sarwo Prasojo, Arkilik di atas kanvas, 150 X 120 cm, 2012.
 
 
 

"Gusdurian", Karya Hadi Soesanto, Akrilik di atas  kanvas, 120 X 180 cm, 2012.


Akhir September 2012, Bentara Budaya

 




Selasa, 18 September 2012

Ranca Buaya




Ranca Buaya.
 
 
 
Pantai Ranca Buaya
 
   
Di Ranca Buaya, nelayan melaut sesuai musim.

September, lagi musim ikan Layur. Harga nelayan Rp 10.000 sekilo. Cukup bagus, karena Layur ini, "Ikan PT," katanya. Maksudnya perusahaan pengepul. "Di ekspor lewat Jakarta," katanya lagi.
 
 
  
Nelayan Ranca Buaya
 
 
Seratus mata pancing, diikat berjajar pada tali sepanjang seratus meter, diakhiri dengan pemberat 2 kilogram, mereka tebar memanjang pada kedalaman 200 depa. Satu malam dapat menghasilkan satu setengah kwintal ikan, dibagi bertiga. Musim yang bagus.

Ikan Pari juga merupakan tangkapan baik saat ini. Nelayan turun ke laut dengan mata pancing lima belas ikat, seikatnya terjajar seratus mata pancing. Dengan seribu lima ratus mata pancing dapat mengangkat sampai empat kwintal Pari semalam. Lebih lumayan.

September akhir ini merupakan musim Selatan tua, menjelang akhir musim angin Selatan. Sebentar lagi, kira-kira sebulan, ketika musim hujan tiba, datang musim Tenggiri, Tongkol dan ikan Kakap. Maka ikan-ikan itulah yang akan mereka tangkap.

Di Ranca Buaya, ikan Kembung dianggap ikan lokal, murah, paling-paling harganya lima ribu sekilo, jarang ada yang mau mengusahakan.
 
 
 
Ikan Layur, Kerisi, Dan Tenggiri Goreng
 
 
Begitulah kehidupan nelayan. Musim mempermainkannya. Ketika baik, menyenangkan, tetapi ketika laut tidak bersahabat, kepada alamlah mereka mengharap kemudahan.

Biasanya mereka turun ke laut malam dan pulang pada pagi hari. Jadi, pagi terang, langit biru laut, laut lebih dari biru langit, merupakan saat paling sibuk di tepian ini.

Selain itu, dengan hawa pantai dan pergaulan dengan ikan yang beraroma khas, kehidupan nelayan Ranca Buaya jalan pelahan, namun umumnya mereka terlihat sejahtera dan berkecukupan.
 
 
September 2012.

Salaam.

 
 

Kamis, 30 Agustus 2012

Engkau Dan Aku



Aku ingin berdua denganmu.

Agar aku bisa memejamkan mata,
dan,
tidak perlu melihat seisi dunia yang membosankan ini.

Karena,
ketika itu aku tahu,
engkau ada disisiku.








31 Agustus 2012.
Sumber :
Film Sleeper
Foto Profil BB

Rabu, 29 Agustus 2012

Galungan Kuningan



Selamat Hari Raya Galungan Dan Kuningan.



 
 
 
Sumber :
Foto BBM
 

Sabtu, 18 Agustus 2012

Lebaran 1433



Tuan hamba.


Maafkan hamba, karena telah membuat tiap-tiap tuan hamba kecewa.

Karena itulah hamba manusia.


Dengan sangat hamba meminta,
tolong halalkan semua yang berkenaan dengan hamba,
dan,
lahir dan bathin maafkan hamba.


Terima kasih tuan hamba.


Banyak terima kasih hamba pasti masihlah kurang, Allah pulalah yang akan menggenapkan.


Selamat lebaran dan liburan.

Salam, sejahtera selalu.
Warahmatullahiwabarakatuh.



Kamis, 16 Agustus 2012

Tahayul




Jangan percaya pada tahayul.

Tetapi, lakukan saja. Kalau tidak percaya tidak apa-apa, boleh kok melakukannya, karena ia seperti berdo'a : tidak ada resikonya.


'Finding Forrester'

Senin, 13 Agustus 2012

Uang




Uang sama dengan kekuatan.

Uang membuatmu lebih lapar, karena ia sumber daya.

Uang membuatmu mengandalkan diri sendiri, dan, sayangnya, agak sedikit membuatmu mengharapkan orang lain juga mampu mengandalkan dirinya sendiri.

Tapi,

Uang juga membuatmu mampu lebih kuat bertahan.




 
 
 
Teks : 'National Geographic, Test Yout Brain'
Foto : 'mms thr'

Rabu, 08 Agustus 2012

Batik Rusia


"Batik" Rusia buatan Bosco, di Olimpiade 2012.

Batik Indonesia, nggak kemana-mana, di Indonesia aja sambil gigit-gigit jari.




 
 
 
 
 

Agustus 2012.

Rabu, 25 Juli 2012

69



Di atas metro mini Nomor 69 jurusan Ciledug Blok M, keadaan agak sepi dari biasanya. Hari menjelang sore ketika minibus itu melewati depan pasar Mayestik menuju Blok M. Kalau biasanya pengamen bergiliran masuk ke minibus ini, kali ini, setelah seorang pengamen menyelesaikan hajatnya dan turun, naiklah seorang berbaju koko hijau muda, mengenakan masker, dan memulai aksinya.






Bulan ini bulan Ramadhan menurut penanggalan Arab.
Jadi, anak muda yang satu ini tidak bernyanyi atau mengadakan pertunjukan apa-apa, tetapi, sesuai dengan suasana bulan, ia menyampaikan dakwah, mengamalkan perintah 'sampaikanlah meski hanya satu ayat'

Luar biasa. Dengan bahasa arab yang diucap fasih, suara mantap yang seharusnya dapat membuat penceramah tanggung menjadi malu diri jika mendengarnya, ia mengutip sebuah hadis yang cukup terkenal yang sudah umum dan sudah sering juga kudengar, saking seringnya membuat aku tidak berusaha menghafalnya. Tetapi kalau ada orang yang membacanya aku pasti bisa menirukan.

Kuingat ada kata-kata "imanan wahtisaban" ada juga kata-kata ampunan "ghufira lahu", kalau tidak salah, karena ada bagian artinya berupa pengampunan atas dosa-dosa sebelumnya.

Kemudian ia melanjutkan penjelasannya, dengan bahasanya yang hidup dan berwibawa, betapa manusia hidup tidak terhindar dari berbuat kesalahan, tiada hari tanpa dosa, bahkan bergelimang dosa. "Bayangkan kalau dosa itu ditampakkan dengan benjolan di tubuhmu, engkau pasti sudah tidak berbentuk," katanya. Sungguh keras kata-kata benarnya itu, seolah dia tahu aku salah satu bukti kebenaran kata-katanya.

Kesalahan memang mengintai manusia setiap saat. Contohnya, saat aku menulis hal ini, mungkin aku telah menambah dosa jika ada fitnah di dalamnya.








Tapi kulihat kata-katanya tidak mempengaruhi para penumpang yang lain, sama sekali, masing-masing tetap dengan kesibukannya sendiri-sendiri. Mungkin karena tidak satupun penumpang ini yang mempunyai benjolan di tubuhnya. Mungkin juga semua sudah pasti bahwa ini sih ngamen juga ujung-ujungnya, jadi, tidak acuh kepadanya.

Memang agak susah jadi juru dakwah saat ini. Isi dakwahnya menjadi tidak penting. Semua merasa sudah tahu. Memang sebenarnya sudah tahu juga sih, tetapi masih jarang yang menjalankan, meski berulang diingatkan.

Tapi ya, Allah Maha Pengampun. Sesuai bagian akhir hadits itu, apabila sesuai dengan syarat-syaratnya semua kesalahanmu yang lalu akan terampuni. Jadi sedikit menenangkan juga, terutama bagi pendosa sepertiku.

Ampunkanlah aku, ya Tuhanku.

"Aamiin."


Kalau yang begitu, aku pasti cepat mengaminkan.






Dan sepertinya semua penumpang sudah maklum jika sang juru dakwah ini akhirnya mengeluarkan kantung. Kalau pengamen biasanya menggunakan plastik bekas bungkus permen atau apa saja seadanya, yang satu ini menggunakan kantung kain hitam yang terjahit rapi lengkap dengan jeratan pengikat dimulut kantung itu. Terlihat professional sekali. Tapi terlihat jumlah ketip yang dihasilkannya sungguh tidak ada artinya. Dia berlalu tanpa senyum dan turun dekat PLN. Blok M sudah terlalu dekat, tidak ada pengamen lain yang naik lagi.

Sementara itu, meski sudah agak sore, panas masih membakar Jakarta.

Hmm.


Do'akanlah : "Kalau baik niatnya, berlipat hal baiklah yang pantas didapatkannya sebagai imbalan, penuhkanlah imbalan itu. Kalau sedikit kurang pas niatnya, ampunilah dia, dan ganjarlah dia dengan berlipat hal yang baik juga, tidak kurang dari itu.

"Aamiin"

Kabulkanlah.


Kabulkanlah.

Untuk semua.

Pinta ini dari atas minibus enam puluh sembilan.

Dosa dihapuskan, pahala dilipatgandakan.

Bukankah bulan ini bulan Ramadhan.


Puji Tuhan.


Blok M, 24 (bukan 69) Juli 2012.



Minggu, 22 Juli 2012

Pengakuan



Pengakuan

Dari kulit belakang sampul buku 'Khidzir-Musa, Tafsir Mimpi Abu Nawas Dan Kisah-Kisah Ajaib,' Abdul Munir Mulkhan, 2012.



 
 
 

Rabu, 18 Juli 2012

Mengapa?



Apabila pertanyaannya, Mengapa?

Maka.

Segala sesuatu di dunia ini dapat dijelaskan, kecuali, beberapa 'buah fikiran' manusia dan beberapa takdir Yang Kuasa.

Sabtu, 30 Juni 2012

Sayang Menyayangi



Yang mana yang lebih sayang.

Dua-duanya peduli.



Disalin dari pesan tilpon genggam.


Rabu, 27 Juni 2012

Tiga Rahasia Pusaka



Ada tiga rahasia, merupakan pusaka sekaligus kebajikan.

Rahasia pertama : Pusaka Keluhan.
Rahasia kedua : Pusaka Musibah.
Rahasia ketiga : Pusaka Sedekah.

Itulah benda pusaka yang seharusnya dirahasiakan rapat-rapat.


Sampaikanlah pesan ini pada anak-waris.


Tapi, sayangnya, karena ini rahasia, ia jadi tersimpan di sini, tak tersampaikan.

Mudah-mudahan, para waris, akan mendapatkannya di sini, dengan usahanya sendiri, atas izin Dia.

Aamiin.



Tabrani, yang menyampaikannya.
Juni 2012.

Senin, 25 Juni 2012

Gado-Gado Bering Harjo



Makan gado-gado Bu Hadi, generasi ketiga, kalau istilah software komputer bisa disebut versi 3.0. Jauh di dalam Pasar Bering Hardjo, di bagian belakang, pada lantai dua.

Pindahan dari pojok pasar katanya.

Dulu sebelum pasar di renovasi memang warung gado-gado ini menempati pojok tenggara Pasar Bering Harjo.


Satu porsi gado-gado ditambah es kopyor.

"Kawan welas Pak" : kata yang jual.

Empat belas ribu saja.

Lumayan murah.


Tapi. Ngeliat tempat cuci piringnya. Ampun deh. Semua dicuci dalam satu baskom. Kelihatan kurang bersih. Tapi hal itu lumrah-lumrah saja di pasar ini. Lihat keadaan sama di sekitarnya. Ya, mudah2an nggak membuat sakit perut.

Tapi dulu, generasi pertama gado-gado ini, lebih parah lagi. Dulu, di pojok tenggara pasar yang lama, dikelilingi penjual arang dan tumpukan pedagang buku-buku bekas, baskomnya jauh lebih kotor, ditambah lagi, ada tikus-tikus berkeliaran di sekitar kaki sementara kita makan.


Kenapa gado-gado ini (dulu) terkenal?


Mungkin dulu pada lapar.

Makan ya makan aja, tidak sempat mengamati. Yang lain-lain tidak relevan.


Sebetulnya sekarang sih, masih tetap, 'lapar'


Juni 2012

Jumat, 22 Juni 2012

Semaun, Penjual Tape Singkong



Seharian di terik 'kampung' metropolitan Surabaya, Semaun, bukan nama sebenarnya, menjual tape singkong.

Harga seribu, setiap bungkusnya. Sehari, seratus bungkus. Kalau laku semua, menurut perhitungannya, akan memberikan keuntungan enam puluh ribu rupiah.

"Lumayan", katanya sambil senyum : "untuk nafkah keluarga."





Panasnya hari mendenting.

Senyumnya dalam panas seterik ini, mau tidak mau, harus dengan kening agak sedikit berkerut.





Terlihat susah?


Memang susah, apalagi sekarang sudah mulai kemarau, sudah bulan Juni, tahun sudah dua ribu dua belas, dan merdekanya sudah hampir lima puluh tujuh tahun.






Kamis, 21 Juni 2012

Ilusi



Coba tatap titik coklat pada punggung hidung gambar ini selama 30 detik, lalu alihkan pandangan ke tembok.

Ilusi.

Selasa, 19 Juni 2012

Yang Baik Yang Dipujikan



Katanya :

"Tidak ada batas akhir keburukanmu, bila engkau dibiarkan menggunakan segala sesuatu sesuai keinginanmu secara bebas. Hanya kemurahan-Dia yang membuatmu menjadi baik tak terkira.

Jadi, pujilah Dia yang sudah menutupi, tidak ada pujian bagi yang Dia tutupi.

Lagipula, meski Dia mengetahui segala ketidakbaikanmu lebih dari siapapun, Dia tetap tidak mengabaikan engkau. Dia sungguh jauh lebih baik dari semua teman."



Jadi kenapa aku senang ketika dipuji, padahal aku tahu bahwa cemooh lebih menjadi hakku daripada pujian. Aneh. Dan, lebih aneh lagi, itu tak terhindarkan olehku. Dasar guoblog.



"Hikmah" 'Atha Allah

Minggu, 17 Juni 2012

Makan Yuk, Ah Ntar Aja



Kata-kata bijak, pendapat-pendapat, ungkapan-ungkapan, hanya seperti nasi di warteg. Yang perlu, yang lapar, akan membelinya, yang nggak butuh, nggak pas waktunya, bilang : "Nggak ah, ntar aja".

Waktu 'membaca', biasanya, pas nggak 'lapar'. Waktu 'lapar', biasanya lagi, nggak butuh 'bacaan'. Nggak klop.

Ya udah.


Makan yuk.


Makanlah.

Engkau hanya akan memperoleh sebanyak yang engkau makan.



"Hikmah", 'Atha Allah.

Selasa, 05 Juni 2012

Tanah Lot


 

Tanah Lot, Juni 2012



Senin, 04 Juni 2012

Kutipan-Kutipan




"Tidak ada orang yang sempurna, yang ada niat yang sempurna."


"Kalau engkau menyukai dunia, maka pertahankanlah. Kalau tidak suka?"


"Mencintai sesama, tidak memilih siapapun yang dicintai."


"Cari sendiri untukmu, kejujuran dan integritas."


"Lihatlah pada sejarah. Berulang, tetapi tidak ada yang serupa, kecuali, sifat manusia yang menjalaninya."


"Orang suci adalah pegawai paling buruk di dunia."


"Kematian menarik kita, atau kita mencari kematian?"


"Kita makan yang mati untuk memperpanjang kehidupan."


"Hati yang penuh itu bagus, tapi kadang membutakan."

Garukin Dong



"Bahuku gatal, garukin dong."


Seorang penyair berkata : "Tidak ada yang dapat menggaruk tubuh anda yang gatal dengan tepat kecuali kuku anda sendiri."

Minggu, 03 Juni 2012

Milikmu Selamanya



Sebagai manusia kita dapat dipisahkan dari kepemilikan, tetapi tidak dapat dipisahkan dari ilmu, keahlian, atau akal budi.

Itulah milikmu selamanya.

Raden Saleh


Raden Saleh






Saint Jerome (Raden Saleh 1839)





Jalan Di Megamendung (Raden Saleh 1869)






Sabtu, 02 Juni 2012

Soli Deo Gloria



Soli Deo Gloria.

Kukira 'Jalan Menuju Surga'.

Rupanya.

'Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan'.

Sisa Umur



Sisa umurmu sangat berharga.

Nikmati tiap detik sisa hidupmu, meski saat-saat tidak menyenangkan sekalipun, karena sungguh waktumu berlalu kian cepat.

Sangat cepat dan semakin tidak terasa.

Jangan sampai lewat ya. Sayang kalau dilewatkan.

Tidak Tahu



Apakah benar-benar tahu?

Apa yang disebut sebagai 'ada', dan dapat dicerap indra, sesungguhnya hal yang samasekali asing, tidak dikenal, belum diketahui

Rabu, 30 Mei 2012

Sentot (Bukan Nama Sebenarnya) Dan Pedagang Beo, Atau, Diam Itu Emas




Sewaktu sedang berjalan-jalan di Pasar Burung, Sentot (bukan nama sebenarnya) memperhatikan seekor burung Beo di dalam sebuah sangkar sedang menyanyikan lagu yang amat enak didengar. Karena tertarik, dia pun ngobrol dengan si penjual burung itu.

Sentot (S) : Berapa harga Beonya pak?

Penjual (P) : 5 juta pak.

S : Mahal amat?

P : Iya pak, udah pinter nyanyi sih. Bapak kan tadi udah dengar suaranya?

S : Bener ya, suaranya bagus banget, tapi kemahalan ah, kalo beo yang disebelahnya berapa?

Tepat di sebelah sangkar Beo tadi ada satu sangkar berisi Beo lain yang dari tadi hanya diam saja.

P : Kalo yang itu 8 juta pak.

S : Lho kok lebih mahal? Kan dari tadi dia cuma diam aja, nggak nyanyi!

P : Beo yang ini emang gak pintar nyanyi Pak, tapi dia yang ngarang lagunya....



Catatan :
Sumber BBM. Semoga pengarang cerita lucu ini bukan beo itu, dan semoga hidupnya berbahagia senantiasa.

Sabtu, 26 Mei 2012

Nasehati Saya : Israel



Nasehati saya.



Sabda Rasul

(1) Menyembah Tuhan adalah tiang agama, tetapi diam (atau menghindari diri dari pembicaraan yang tidak perlu) lebih baik.
(2) Sedekah menghindarkan diri dari cobaan dan bencana, meredakan amarah-Nya, tetapi diam lebih baik.
(3) Puasa menjadi pelindung terhadap api neraka, tetapi diam lebih baik.
(4) Jihad menyemarakkan jiwa, tetapi diam lebih baik.



Bandingkan dengan apa yang sebelumnya telah diwahyukan Allah pada Bani Israel :

(1) Apabila engkau jaga lidahmu dari percakapan ngelantur yang tidak perlu, itu setara dengan engkau berpuasa untuk-Ku.
(2) Apabila engkau pelihara kaki dan tanganmu dari melakukan perbuatan yang terlarang, itulah sembah sujudmu pada-Ku.
(3) Apabila engkau tahan dirimu dari meminta kepada para makhluk-Ku, ibarat engkau memberi hadiah buat-Ku.
(4) Apabila engkau menjaga dan menyelamatkan orang-orang yang percaya pada-Ku dari penganiayaan, itu bagai jihadmu bagi-Ku.



Dikutip, diterjemahkan, disusun kembali : "Al-Munabbihat, The Council" translated and edited, Habib Siddique.



Catatan :


Kalau nggak ada apa-apa, ya diam sajalah.

Kalau ada apa-apa. Segala sesuatu, apa pun itu, peruntukkan hanya bagi-Nya. Lillahirabbil'alamin.


Bisa nggak ya? Bisa ya, bisa nggak.


1. Kalau engkau laksanakan dengan bersemangat, maka bisa.


2. Kalau aku bilang itu nasehat Rasul dan Wahyu Allah, jadi engkau harus laksanakan dengan bersemangat, terus, engkau bilang, "oo, gitu ya", tapi hatimu datar-datar biasa aja. Ya, wallahu'alambissawab.

Sedangkan yang menggugah hati, yang membuatmu berlinang haru, tidak mengubahmu, apalagi yang tidak ada artinya, yang lewat begitu saja.

Begitu saja.

Semakin banyak dinasehati semakin begitu-begitu aja. Dikabari tiap hari semakin tak berarti.



Aku agak-agak seperti yang kedua itu sih. Sungguh tidak berguna. Menyedihkan.

Engkau bagaimana?



Jumat, 25 Mei 2012

Nasehati Saya : Luqman




Nasehati saya.


Luqman Hakim adalah orang bijak sezaman dengan Nabi Musa. Bahkan ada yang mengatakan ia hidup jauh sebelum itu. Ia diperkirakan tinggal di Afrika. Luqman banyak disebut-sebut sebagai sumber berbagai kebijaksanaan.

Luqman menasehati anaknya : "Hai anakku, sesungguhnya ada tiga bagian dari seseorang manusia. Jiwa (Spirit/Ruh), Kehendak (Soul/Nafs), dan Raga. Jiwa, untuk Allah, Kehendak, bagi keperluanmu sendiri, dan, Raga, buat serangga dan anak-belatungnya."



Dikutip, diterjemahkan, disusun kembali : "Al-Munabbihat, The Council" translated and edited, Habib Siddique.



Catatan :

Apa ya??

Bagi yang ingin nasehat Luqman lebih banyak bisa cari di Qur'an, Surat Luqman.

Nasehati Saya : Ali



Nasehati saya.


'Ali adalah sepupu sekaligus menantu Muhammad SAW. Ia dibesarkan dalam keluarga Rasul dan menjadi Muslim pada usia 10 tahun. Ia menjadi khalifah ke-empat setelah 'Usman terbunuh. Pada masa kekhalifahannya terjadi kekisruhan dalam kalangan Islam. Ia terluka fatal oleh anggota kaum Khawarij (kaum yang meninggalkan kubunya setelah perang Siffin) pada tahun 40H. Saat itu usianya 63 tahun. Dimakamkan di Najaf, Iraq. Ia penuh berkelimpahan pengetahuan. Rasul membahasakan : "Aku kota pengetahuan, dan 'Ali pintu gerbangnya." Kata bijak penuh ajaran 'Ali sangat dikenal di kalangan berbahasa Arab.

1. Nasehat 'Ali :

"Tolonglah seseorang dan engkau akan menjadi tuannya. Minta dari seseorang dan engkau menjadi budaknya seumur hidupmu. Jangan tergantung pada seseorang, jadilah seorang yang mandiri dan engkau menjadi sama sekedudukan."

2. Kalau ingatanmu kurang, dan sering batuk-batuk, ada baiknya lakukan nasehat 'Ali berikut :

"Tiga hal yang dapat meningkatkan daya ingat seseorang dan mencegahnya dari serangan batuk : (1) rajin menggosok gigi bersih-bersih, (2) berpuasa, dan (3) membaca Qur'an'



Dikutip, diterjemahkan, disusun kembali : "Al-Munabbihat, The Council" translated and edited, Habib Siddique.



Catatan :

Nasehat 1. Jadilah tuan bagi dirimu sendiri.

Nasehat 2. Kalau tidak dapat membaca Qur'an, dapat digantikan dengan menyanyikan lagu-lagu balada, tapi kemanjurannya agak berkurang.

Kamis, 24 Mei 2012

Nasehati Saya : Abu



Nasehati saya.


Abu 'Abd ar-Rahman Hatim al-Assam adalah orang asli Balkh (Afghanistan). Ia salah seorang murid Shaqiq al-Balkhi, seorang suci ternama di Balkh. Abu dikenal sangat dermawan, dan dikatakan tidak pernah berdusta seumur hidupnya. Banyak sekali kata bijaknya. Ia juga menulis buku-buku yang terkenal di bidang budi pekerti. Ia wafat dekat Tirmiz (Afganistan) pada tahun 237-H.


Sebagai nasehat, Abu 'Abd ar-Rahman Hatim al-Assam bilang :

"Setiap pagi Setan datang kepadaku dan mengajukan tiga pertanyaan : '(1) apa yang akan engkau makan, (2) apa yang akan kau kenakan, dan (3) dimana engkau akan tinggal, hari ini?' Sebagai jawabannya aku mengatakan : '(1) aku akan makan kematian, (2) mengenakan kain kafan, dan (3) tinggal di liang kubur.'



Dikutip, diterjemahkan, disusun kembali : "Al-Munabbihat, The Council" translated and edited, Habib Siddique.



Aku tidak mengerti. Mengertikah engkau makna nasehat ini?

Rabu, 23 Mei 2012

Nasehati Saya : Erza




Nasehati saya.


Ezra (nabi yang diperkatakan pada Kitab Yahudi) menerima nasehat langsung dari Allah.

Allah mewahyukan kepada nabi Ezra :

"Apabila kamu melakukan dosa-dosa ringan, jangan suka dianggap enteng, tapi takutlah, takut, karena engkau telah melanggar perintah-Nya.

Apabila kamu memperoleh kenikmatan sedikit, jangan dianggap sepele, kok sedikit amat? Tapi ingatlah, ingat, Siapa yang telah menyediakan berkat itu.

Apabila kamu dilanda kemalangan, jangan kemudian engkau mengeluhkan Aku pada orang yang engkau ajak bicara, sebagaimana Aku tidak membicarakan hal-hal yang kurang baik tentangmu pada para Malaikat yang menyampaikan berita-berita kelakuan burukmu pada-Ku."



Dikutip, terjemah bebas dari "Al-Munabbihat, The Council" translated and edited, Habib Siddique.

Kamis, 17 Mei 2012

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya



Maha benar Allah dengan segala firman-Nya

Saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba kamu terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?
Itu adalah Allah... yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk hatimu.

Pernahkah...
Saat kau sedang sedih... kecewa... tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati?
Itulah saatnya di mana Allah... ingin agar kamu berbicara pada-Nya.

Pernahkah...
Kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon darinya?
Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu.
Tidak ada yang namanya kebetulan.

Pernahkah...
Kamu mengharapkan sesuatu yang tidak terduga... yang selama ini kamu inginkan... tapi rasanya sulit untuk didapatkan? Dan kamu mendapatkannya.
Itu adalah Allah... yang mengetahui dan mendengar suara batinmu.

Pernahkah...
Kau berada dalam situasi yang buntu... semua terasa begitu sulit... begitu tidak menyenangkan… hambar... kosong... bahkan menakutkan...?
Itu adalah saat di mana Allah mengizinkan kamu diuji, supaya kamu menyadari Keberadaan-Nya.
Karena Dia tahu kamu sudah mulai melupakan-Nya.

Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terkirim padamu?

Tidak!
Sekali lagi Tidak Ada yang Kebetulan.

Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...

Rasakan kehadiran-Nya...

Dengarkan suara-Nya yang berkata :
"Jangan Khawatir, Aku ada disini bersamamu!"

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya


18 Mei 2012
Copy-paste dari suatu pesan singkat. Rahmat Allah dan keselamatan bagi pembuatnya. Aamiin.

Rabu, 16 Mei 2012

Cintaku Padamu Hawa




Aku mencintaimu Hawa, karena engkau wanita.



Lihatlah dirimu.

Parasmu paras wanita.

Liku lekak tubuhmu, lekak liku tubuh wanita.

Buah dada berada, pepek bersabut pun engkau punya.

Segala sesuatu wanita padamu ada.

Sebagai wanita, engkau memang lengkap, tak kurang suatu apa.



Engkau berbudi bahasa, pekertimu membawa-bawa.

Kau tambah lagi dengan hatimu, hati wanita, yang penuh dengan cinta.

Itulah sebabnya, engkau kucinta.



Hawa

Engkau wanita, engkau lengkap, engkau penuh cinta.

Aku mencintaimu



17 Mei 2012.
Catatan :
1. Aku Adam, seorang pria.
2. Bagi wanita yang membaca tulisan ini, bacalah dengan mengganti kata Hawa dengan namamu, dan resapi cintaku.

Jumat, 11 Mei 2012

Besok Ya



-----


Besok ya?



Bayangkan, engkau, orang kampung yang telah berpuluh tahun tinggal di Ibu Kota, sedang pulang kampung.

Di satu kedai kopi, tanpa rencana, engkau bertemu dengan teman sekampungmu, yang dahulu pernah engkau kenal, atau tidak begitu engkau kenal, atau tidak pernah engkau kenal sama sekali. Mungkin ia teman saudaramu, atau mungkin satu sekolah ketika kecil dulu, atau mungkin juga siapa entah.

Ia kelihatan sama beruntungnya denganmu karena masih sama-sama hidup. Tetapi, secara umum, meski tidak selalu benar, engkau yang tinggal di Ibu Kota akan dianggap memiliki peruntungan yang lebih baik. Apalagi, engkau tentu tidak terlalu mengharapkan akan bersua dengan mantan pejabat daerah atau pengusaha daerah, yang beruntung dan sudah cukup mapan, yang engkau kenal, duduk bersama berlama-lama di kedai kopi. Para mantan pejabat dan pengusaha daerah memiliki kegiatan dan kebiasaan sendiri, dan mereka lebih memilih mengunjungi tempat lain, tentunya. Kalau tidak ada keperluan, mereka menghindari kedai kopi.

Ia menyapa, menghampirimu, menyalamimu dengan ramah. Engkau menyalaminya, dan berusaha lebih ramah lagi. Ia bertanya hal-hal sepele yang tidak perlu.

Bertanya : "Kapan datang?", engkau jawab : "Kemarin".

"Bagaimana keadaanmu?", engkau jawab : "Baik-baik saja".

Menanyakan, datang dengan siapa, siapa-siapa yang dikenal, siapa yang masih hidup, siapa yang sudah tiada, engkau jawab sebisamu.

"Kapan pulang ke Ibu Kota?", engkau jawab : "besok".

"Nginap dimana?", "Pulang naik apa?".

Dan pertanyaan lain sebagainya.

Dan, selain menjawab, sebaliknya juga, engkaupun meningkahi dengan mengajukan pertanyaan yang hampir serupa urusannya.

Urusannya : tidak ada keperluan.

Percakapan beralun.

Mungkin, percakapan silaturahmi istilahnya, percakapan yang tanpa urusan. Hanya menjalin hubungan hati, sebentar saja, tidak akan membuang waktumu. Percayalah.

Lalu, kalau engkau suka, engkau dapat menawarkan padanya untuk duduk minum bersama, atau mentraktir dia, atau yang lain sesuai keinginan hatimu. Kalau engkau berkenan, dan suasana yang engkau baca mengharuskan, ada baiknya engkau selipkan uang beberapa lembar ke sakunya, atau dapat engkau genggamkan padanya ketika berjabat-pisah nanti. Bukankah engkau dianggap memiliki peruntungan yang lebih baik.

Meskipun begitu, ada kemungkinan dia akan melakukan hal yang sama, mendahuluimu, menawarkanmu hal-hal yang serupa, bahkan melakukannya lebih cepat dari yang engkau kira akan engkau lakukan. Bisa engkau biarkan saja, atau, kalau memungkinkan, engkau tolak dengan penuh sopan santun.

Engkau boleh juga melakukan sesuatu yang serasa kena atau serasa disepakati dalam hati. Atau lakukan apa pun yang engkau pikir pantas. Apa saja, agar tetap dapat mengembangkan kegembiraan pertemuan.

Akhirnya, engkau bersalaman lagi. Dengan bahasa tubuh, menunjukkan gelagat akan berpisah, dan, engkau dan dia saling sefaham.

Sebagai tanda akan berpisah ia memberi senyum hangat.

Karena tidak ada kata yang akan diucapkan sebagai kata penutup, ia seadanya mengucapkan : "Besok ya"

Engkau pun memberi senyum kecil, meski tanpa tahu apa arti - besok ya. Tapi engkau merasa mengerti. Senyummu engkau sertakan dengan tatapan yang berhati mengakhiri pertemuan.

Ia berlalu.


Tidak ada apa-apa sih, besok.


Karena hanya rekaan.

Jadi, jangan bayangkan apa-apa.


-----


Ada apa ya besok?


Tidak ada apa-apa. Hanya saja, kalau besok engkau masih hidup, mungkin itulah dia arti kata - besok ya.

Dan itu ada baiknya buatmu.


Karena, besok, kalau masih ada umur, engkau, orang kampung yang telah berpuluh tahun tinggal di Ibu Kota, yang sedang pulang kampung, akan dapat menemui dia lagi di tempat yang sama, atau di sekitarnya, meski tidak direncanakan.

Besok, engkau akan sangat ingin menemuinya, mungkin, dan mudah-mudahan, sama dengan keinginannya untuk menemuimu.

Pertemuan sekejap saja cukuplah, reka hatimu.


Besok.


-----


Ya.

Besok.

Kapan pun itu.


Karena besok itu sendiri, sebagai ruang waktu, bagimu sama pentingnya, atau bahkan jauh lebih penting dari semua yang lain. Apalagi ketika segala sesuatu menjadi semakin tidak penting.

Tanpa besok, tak ada yang lain.



Besok ya?



Salam saya.
12 Mei 2012.
Mengenang kawan sekampung.


-----

Kamis, 10 Mei 2012

Sejarah Bahasa Bagi Yang Tidak Dimengerti



Sejarah Bahasa?


Ingat orang Babilon. Ingat orang kaya, sejahtera, hidup hepi.

Tapi, dalam cerita Menara Babilon, saat dalam kemakmurannya itulah mereka dibuat bingung oleh Sang Maha Pencipta dengan bahasanya. Kata-kata seseorang dibuat menjadi tidak dapat dimengerti olah yang lain. "A" kata si A, sama dengan A* bagi telinga B, dan C artinya di benak si C.

Dia memutuskan untuk membingungkan bahasa, menyebar manusia, menggeser arti kata, menciptakan bahasa-bahasa baru.

Lalu, 300.000 tahun kemudian, orang Minangkabau membaca 'one' milik orang Inggeris dengan : "wan dituliah, ciek dibaco, satu aretinyo."


-----


Inti Cerita :

Kalau bahasa sudah tidak dimengerti, apalagi yang mau kita ucapkan?


-----


Ini dia ni.

Cerita ama inti cerita nggak nyambung ya?


-----


Ini lagi

Pertanyaan benar, jawab benar, arti bisa beda.

Pertanyaan negatif di atas adalah contoh bahasa yang bisa tidak dimengerti atau salah dimengerti, apabila dijawab dengan kata 'tidak'.


"Cerita ama inti cerita nggak nyambung ya?"


Kalau dijawab : "Tidak".

1. Artinya, ceritanya emang tidak nyambung.

2. Artinya, tidak, bukan tidak nyambung, nyambung kok.


-----


Inti Cerita :


Kalau tidak jelas atau tidak mengerti, tanya.


Kalau belum jelas atau belum dimengerti, ceritakan lagi.


-----


Omong-omong.

Dari sudut pandang lain.

Bahasa juga mempersatukan manusia.


Bahasa Indonesia, menyatukan Indonesia?


-----


10 Mei 2012

Sabtu, 05 Mei 2012

Aneh



Aneh.

Kadang aku mengenal orang dan tahu apa yang akan terjadi padanya.

Tapi,
diriku sendiri tak mau kukenal,
dan,
meski tahu apa yang akan terjadi padaku,
aku tetap tak mau tahu.


Nggak aneh sih,
karena kataNya,
aku bagaikan :
"orang yang nggak mau percaya padaNya,
yang lari, walau tidak ada yang mengejarnya."

Maka percayalah padaNya.

Percayalah padaNya!!


Percaya?

Bagaimana mau percaya.

Sedang diriku sendiri tak mau kukenal, dan,
meski tahu apa yang akan terjadi padaku,
aku tetap aja tak mau tahu.

Gimana mau percaya.


Aneh.



6 Mei 2012.

Pesan Waisak



5 Mei 2012


10 kata-kata bijak Buddhist di Bulan Waisak :

1. Jangan khawatir orang lain tidak mengerti dirimu, khawatirlah kalau kamu tidak mengerti orang lain.

2. Apa yang tidak ingin diperlakukan kepada anda jangan diperlakukan kepada orang lain.

3. Satu contoh lebih baik daripada 1000 kata-kata nasehat.

4. Menaklukkan ribuan orang belum bisa disebut sebagai pemenang, tetapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut pemenang sejati.

5. Baik sepatutnya dibalas baik, jahat jangan dibalas jahat, Hukum Karma berlaku abadi.

6. Perjalanan 1000 km dimulai dari 1 langkah.

7. Bila anda mengetahui sesuatu, katakanlah jika anda tahu. Bila anda tidak tahu sesuatu katakanlah tidak tahu. Itulah pengetahuan.

8. Kata-kata yang tulus tidaklah indah, kata-kata yang indah tidaklah tulus.

9. Kalau kamu takut orang akan tahu perbuatanmu yang jelek, maka ada sesuatu yang baik di dalam yang jahat. Sebaliknya, kalau kamu ingin orang mengetahui bila kamu berbuat baik, maka ada sesuatu yang buruk di dalam yang baik.

10. Orang yang berbuat baik, walaupun rezeki belum tiba, tapi bencana telah menjauhinya, sedangkan orang yang berbuat jahat, meskipun bencana belum tiba, tapi rezeki telah menjauhinya.


5 Mei 2012
Pesan BB dari Frankie Rusli

Minggu, 29 April 2012

Tuhan?



1. Percaya deh.

Nietzsche bilang : "Tuhan sudah mati, jadi tidak ada kepentingan lagi dalam hidup ini, kehidupan menjadi untuk bukan apa-apa."

Dia juga bilang : "Tuhan tidak penting, tindakan manusialah yang membuatnya jadi penting."

Dia fikir, dengan pesatnya kemajuan teknologi, dan akal fikiran, kita sudah membunuh Tuhan kita sendiri. Sudut pandang manusia sudah jauh berubah. Misal. Kalau sekarang, kita bertindak tidak atas nama Tuhan. Sama aja kan dengan Tuhan itu tidak diperlukan, tidak penting-penting amat. Mati. Kita sudah membunuhnya.

Horee. Hidup kita...


2. Lainnya.

Dalam tahap lain. Ketika seseorang mulai berfikir begitu, ia menjadi takut sendiri, ia menentangnya, ia lebih suka menantang segala sesuatu, kecuali menghadapi ketidakbergunaan ke-tanpa-tujuan-an hidup. Hidup tanpa Tuhan.

Dalam bahasa Kierkegaard : 'Levelling'. Keadaan orang yang cuma diam, cuma mendengarkan nafasnya sendiri.

Ngapain.

Mending Tuhan hidup aja dah.


3. Mending?

Mending mana : Tuhan hidup tapi nggak ada. Atau, Tuhan mati tapi ada.


29 April 2012.

Rabu, 25 April 2012

Kucing Buta Dan Tikus Mati



Kadang.

Aku bagaikan kucing buta yang menangkap tikus mati.


Kebodohan?

Kemalasan?

Ketidakberdayaan?

Keberuntungan?


25 April 2012.


Jumat, 20 April 2012

Kelana



Segala sesuatu.

Semuanya.

Sedang menuju ke sesuatu.


Jangan pernah berfikir membenarkan sesuatu.

Lihat saja apa adanya.

Hingga akhir sampainya.



20 April 2012.

Sabtu, 14 April 2012

Letung, Pelabuhan Lama


Letung, sebuah kota kecamatan kecil.

Kecil.

Terpencil.

Bayangkan saja, seolah-olah ada suatu kampung yang hanyut dan terdampar di sebuah teluk, itulah Letung.

Terpencil di sudut Pulau Jemaja dalam jajaran Kepulauan Anambas tepat di pusat bentangan Laut Tiongkok Selatan yang sungguh-sungguh luas.


Sebuah pelabuhan tua, yang alur jalan masuknya melingkar-lingkar rumit berkarang, menjadi pintu masuk utama pengunjung kesana.

Sangat berbahaya.

Terlebih jika air laut sedang pasang naik. Semua karang dan batu tertutup air. Permukaan teluknya menjadi tenang tak terduga, menjadikan pelabuhan itu bagai sebuah perangkap bagi pelaut yang belum pernah melayarinya.

Namun.

Keadaan alam dan lingkungannya membuat kota kecil ini menjadi sebuah tempat yang nyaman.

Suasananya sangat tenang, teristimewa di awal pagi.

Segar menenangkan.




Apalagi awal April. Setelah hari-hari Sembahyang Kubur, atau Ceng Beng, menurut kepercayaan Cina, Laut Tiongkok Selatan yang semula bergelora oleh angin barat yang bertiup membawa badai bagai tak ada habisnya sejak awal tahun, seketika, mulai menjadi tenang.

Tenangnya laut seperti air dalam talam.

Inilah kota kecil yang nyaman, teristimewa di awal pagi, bulan April.

Segar menenangkan.

Seperti itulah keadaannya.




Pada suatu pagi yang tenang.

Ada sebuah perahu kecil, pong-pong istilah di pulau ini, datang dari kampung di pulau seberang. Datang seperti pong-pong biasa, dengan suaranya yang khas, kemudian merapat di pelabuhan. Di atas deknya seorang wanita tergeletak dipegang beberapa orang, terlihat sangat tenat.

Ada orang sakit, kata seseorang.

Hamil, kata yang lainnya.

Kesampok (kerasukan), tak sadarkan diri, timpal yang lainnya.

Tentu saja orang-orang yang biasa mangkal di dermaga segera mencari tahu keadaannya, siap membantu.

Apa lagi yang lebih baik yang dapat mereka kerjakan di pagi tenang ini selain berbuat baik.

Lagi pula kesempatan berbuat baik di kota kecil ini agak terbatas.

Ini kota kecil.

Ya kan.

Begitulah masyarakat berinterkasi.


Seolah terorganisir, bantuan bekerja.

Di atas dermaga, seseorang terlihat tegang dan sibuk, katanya sedang berusaha menghubungi ambulan satu-satunya yang ada di pulau itu. Ia terlihat putus asa, dan bersungut-sungut. Entah karena ambulan yang biasanya berkeliaran kian kemari itu memang punya kebiasan mogok ketika dibutuhkan, atau, sopir, yang suka berlagu seolah-olah pemilik ambulan, masih tertidur di pagi tenang itu.

Pagi itu memang agak sejuk, dan masih terlalu pagi untuk bangun dan berangkat kerja.

Ambulan itu tidak pernah terlihat.


Biasanya ambulan dinas pemerintah, entah kenapa, bekerja hanya sesuai dengan jam kerja.

Aneh memang, tapi begitulah keadaannya.

Di kota kecil seperti ini, ambulan seharusnya tidak mempunyai jam kerja. Bukan malahan tidak bekerja sama sekali.

Agak keterlaluan memang.

Tapi ya tidak apa-apa.

Pulau sekecil ini mungkin tidak memerlukan ambulan sama sekali.


Namun demikian.

Sekilas mengamati keadaan.

Di kota setenang ini, kejadian seburuk yang dibayangkan agak mustahil terjadi. Gerutuan dan kejengkelan, hanya cetusan ketidakberdayaan semata.

Memandang baik masyarakat kecil di kota nyaman ini, dapat dipastikan ketidakhadiran ambulan memang disebabkan hal-hal diluar kemampuan manusianya. Bukan kesengajaan.


Sementara itu, di atas perahu.

Seorang setengah baya, gemuk, berjanggut keputihan, terlihat memijat-mijat jari tengah kaki sang sakit, sambil merapal mantera. Entah apa yang dibacakannya. Ia berlaku bak seorang bomoh sedang mengusir roh yang dipercaya sedang mersuki wanita itu. Namun kelihatannya usahanya sia-sia. Sang wanita bahkan menjadi sadar karena kesakitan dan meronta-ronta sekuat sisa tenaganya.

Seorang pemuda lain memperkeras genggamannya padi kaki lain wanita itu.

Seorang wanita lain, mungkin sudara si sakit, menahan bahu.

Hasil akhir, sang wanita yang semula terkulai lemas, malah terlihat bertambah kuat. Dengan mata beringas, mulut menyumpah, tapi wajah meringis sakit.

Hamilnya terlihat sudah cukup tua.

Seseorang berpendapat, kalau seorang waniyta hamil, darahnya manis, itulah sebabnya para hantu dan roh jahat menyenanginya. Dengan sangat serius ia menganjurkan dianjurkan untuk memasukkan gunting kecil dan beberapa siung bawang merah dalam sebuah kantung kecil dan senantiasa disimpan oleh sang hamil dalam sakunya. Hantu dan roh tidak akan berani mencoba mendekati darah manis, katanya.


Usaha gigih, orang-orang di dermaga untuk mendatangkan ambulan tidak mendatangkan hasil.

Ada yang mengusulkan agar supaya merka mencari apa saja yang bisa mengangkat si sakit.

Mereka berusaha lebih gigih lagi.

Akhirnya datang sebuah mobil pick-up. Dengan lampu dinyalakan, melewati jalan di depan Pasar Pagi yang sedang ramai.



Di kejauhan, mobil itu menunjukkan bahwa ia kelihatan penting, tetapi diabaikan oleh orang-orang yang sedang berlalu lalang. Mereka memang tidak menyadarinya, apalagi semua sedang sibuk bersegera beberbelanja kue-kue untuk sarapan. Akibatnya sang mobil berjalan seperti orang sakit kaki yang sedang tergesa.

Satu hal lagi, mobil itu tidak bernomor kendaraan, nampaknya di kota ini tidak diperlukan STNK.

Sopirnya terlihat serius ingin cepat membantu tapi terlihat acuh, kombinasi yang agak aneh bagi seorang yang seharusnya bertugas sebagai pemberi pertolongan pertama.

Disupiri siapa saja sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan mobil dapat berfungsi.

Ada yang bilang itu mobil angkutan sampah. Ada yang bilang bukan, itu mobil angkutan bahan bangunan. Tapi bak terbukanya yang berlapis tripleks cukup bersih, jadi, tidak apa-apa dapat dijadikan pengganti ambulan.



Pick up ambulan akhirnya tiba.

Sang sakit, digulung dalam sebuah sarung sehingga membuatnya tak berdaya, diusung beberapa orang. Hup naik ke dermaga, terus ke bak belakang Pick up. Beberapa orang menyertainya. Si gemuk yang masih terlihat yakin bahwa sang sakit kerasukan roh, masih terus berusaha membantu mengusir roh yang diyakininya telah merasuk. Bahkan manteranya diperkeras dan agak melewati batas dengan tambahan bacaan Quran. Jadi aja sang pick up yang katanya meluncur ke rumah sakit itu berlalu dengan gema takbir seolah pagi idul fitri. Tapi karena yang bertakbir hanya satu orang, takbir tanpa lagu, jadi terlihat canggung.




Katanya ada rumah sakit.

Mudah-mudahan saja rumah sakitnya masih ada, dan si sakit sampai di sana.

Setelah semua berlalu, keadaan menjadi tenang seperti sediakala.

Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Tidak ada.

Tak ade.


Ketika seseorang yang baru datang dan melihat ujung kejadian itu bertanya pada teman lain yang sudah ada disitu terlebih dahulu, menanyakan : 'ade ape?.

Dijawab : 'tak ade'.

Dalam bahasa Melayu di daerah ini, hampir seluruh pertanyaan yang tidak mau dijawab lebih lanjut, atau untuk memutus keingintahuan, atau alat mengalihkan bahan pembicaraan, akan dijawab dengan kalimat 'tak ade.'

Jadi.

Tak perlu bertanya lagi.

Atau, alihkan pembicaraan.

Atau, diam saja.

Nikmati pemandangan alam pagi yang hangat itu.

Ketika laut tenang bak meja tertutup taplak beludru. Duduk di pelabuhan Letung di pagi indah dan segar ini, waktu bisa seolah terhenti.

Tak ada apa-apa, tak ade.

Aduh tenangnya.


Tidak mengherankan kalau ada seorang wanita yang betah berlama-lama duduk disitu, menikmatinya setiap saat, hari demi hari, mungkin akan seumur hidupnya.

Kalau dalam beberapa bulan ke depan ada yang mengunjungi Letung, di pelabuhan lama akan dapat menemukan wanita itu. Duduk diam, tak terpengaruh. Seolah tenggelam dalam damai.

Hmm.






Hanya sayangnya, kata orang disitu, sang wanita agak kurang ingatan.

Tapi kan kita tidak mengetahui ketenangan apa yang ada di benaknya.

Memang, kadang-kadang ia berbicara sendiri menyuarakan lamunannya, dengan kata-kata bak puisi yang hanya ia sendiri yang memahaminya.

Tetapi. Bukankah ia sedang menghibur dirinya sendiri, maka biarkanlah.


Kenapa pergi terasa lama, dan pulangnya terasa lebih cepat?

"Macam kalau pegi semue nego, dah balek tu tak ade lagi yang nego, jadi cepatlah sampai."

13 April 2012.
bomoh = dukun.
nego = sapa, menyapa.