Jumat, 22 Juni 2012

Semaun, Penjual Tape Singkong



Seharian di terik 'kampung' metropolitan Surabaya, Semaun, bukan nama sebenarnya, menjual tape singkong.

Harga seribu, setiap bungkusnya. Sehari, seratus bungkus. Kalau laku semua, menurut perhitungannya, akan memberikan keuntungan enam puluh ribu rupiah.

"Lumayan", katanya sambil senyum : "untuk nafkah keluarga."





Panasnya hari mendenting.

Senyumnya dalam panas seterik ini, mau tidak mau, harus dengan kening agak sedikit berkerut.





Terlihat susah?


Memang susah, apalagi sekarang sudah mulai kemarau, sudah bulan Juni, tahun sudah dua ribu dua belas, dan merdekanya sudah hampir lima puluh tujuh tahun.






Tidak ada komentar: