Kamis, 29 Desember 2011
Santa
Akhir Desember, suasana Natal
Santa Claus yang biasa menyambut dan menyapa pengunjung di sebuah Mall, tiba-tiba menghilang.
Seorang anak bertanya kepada seorang security : "Kemana Santa Claus?"
Jawab sang security : "Oh, lagi shalat ashar dulu"..
Dikutip dari BBM humor.
Sabtu, 10 Desember 2011
Mangga Semau
Kalau ke Kupang menjelang akhir musim panas, di terminal oplet, dekat bagian pantainya dapat ditemukan penjual mangga. Berbagai jenis mangga, seperti mangga udang yang bulat telur, bentuk mangga golek, sebulat mangga gedong, tetapi semua mangga disebut dengan mangga Semau.
Di jamin manis.
Menurut orang Kupang, mangga di Kupang tidak ada yang manis. Kecuali mangga Semau. Artinya mangga yang berasal dari Pulau Semau, sebuah pulau kecil di depan kota Kupang.
Meski pulau kecil, cerita ngarutnya, kalau anda berniat tidak baik datang ke pulau itu anda akan tersesat di dalamnya.
Mungkin maksudnya nakutin aja.
Jadi aja mangga yang manis-manis buahnya di pulau itu aman dari pencurian.
Dan kalau musim mangga tiba, seluruh jalan di tepian terminal Kupang akan dipenuhinya.
Lumayan manis sih, apalagi jika saingannya, mangga yang berasal dari Kupang sendiri, katanya, rasanya asem semua.
Oplet Kupang
Semua Oplet mesti melalui terminal, pusat kegiatan utama dekat pantai. Terminal Bus Kupang. Jadi meski di Kupang, oplet yang mengarah ke sana akan meneriakkan : 'Kupang-kupang!
Eh, emang kita belum di Kupang. Kita kan di Kupang udah.
Hanya saja, khas, Oplet di Kupang dikenal dengan musik kerasnya. Saling bersaing memperdengarkan musik di jalan. Naik oplet, serasa duduk di ruang disko. Mobil dan seisinya, termasuk badan penumpang, sampe ikut bergetar dibuatnya.
Dan, dengan klakson-klakson yang keras juga, tentunya. Keras dan berlagu panjaaangg.
Oplet diberi nomor jalur di lambungnya, dan nomor kecil diatapnya. Di Kupang nomor jalur disebut dengan kata 'lampu'. Jadi jalur 1, disebut lampu 1, dan selanjutnya ada lampu 2, lampu 3, lampu 5, lampu 27, dan lampu-lampu lainnya.
Jadi, misalnya, ketika kita nanya sama orang, "kalau mau ke Rumah Sakit X naik oplet yang mana."
Dia bilang : "Naik lampu 2."
Iya deh, lampu, lampu deh. Gw naikin aja.
Bagusnya, umumnya, oplet tidak pernah berhenti di tengah jalan. Kalau menaikkan ataupun menurunkan penumpang, selalu berusaha menepi.
Tetapi, karena jalannya kecil, tetap aja bantu bikin macet.

Lampu 2
Minggu, 06 November 2011
Primum Non Nocere (First Do No Harm)
Dari "The Daily Drucker"
Etika utama manusia dalam usaha menjalankan kehidupannya apa ya?
Kalau di Yunani, jaman Hipokrates, 2513 taun lalu, dokternya mengucapkan sumpah : 'primum non nocere', atau 'yang paling penting jangan sengaja nyakitin', atau 'first do no harm'
Tapi. Nggak ada orang yang, meski setiap kali, terus menerus berbuat baik, akan memberikan hasil yang baik, yang nggak nyakitin. Dia terus nyoba, tapi hasilnya, akibatnya, tanpa sepengetahuannya, bisa jadi, jelek banget. Namun hal begitu, biasanya dimaklumi.
Jadi kita percaya aja ama dokter bedah, meski perut dibelah dan mungkin ada aja akibat negatifnya, kita yakin sang dokter pasti 'primum non nocere', 'first do no harm'.
Iya kan.
Dia gak akan sengaja melakukan yang nggak-nggak. Ada etika usaha dokternya.
Di kehidupan kita juga etika itu, sebaiknya, terpakai. Jadi, first do no harm.
Itu kata Drucker.
Tapi, lebih jauh lagi. Kesadaran penuh untuk 'first do no harm' ini, berbeda-beda ukurannya pada tiap manusia. Kenapa? Karena kita tidak tau banyak tentang berapa harm yang sudah kita lakukan. Jadi, mungkin baik kalau kita dapat terus lebih mengembangkan tingkat kesadaran itu, kesadaran untuk to first do no harm.
Ya kan?
Gitu.
Semua yang baca ini dah pastilah, baek punya orang.
'First do no harm' punya orang lah.
Selamat dah kalau begitu.
What Do You Want To Be Remembered For?
Ini cerita Drucker lagi.
Dari "The Daily Drucker"
Dia bilang, waktu di SMP, salah seorang gurunya nanyain murid-murud satu kelas : 'What do you want to be remembered for?
Kamu mau dikenang sebagai apa sih?
Anak SMP ditanyain kayak gitu, ya bengong aja semua.
Emangnya gua pikirin.
Kalau.
Ini pakai kalau ni.
Kalau kita tanyakan pertanyaan begitu pada diri kita, lalu, kita akan melihat orang yang, kita pengen jadi seperti itu.
Pertanyaan kayak gini, katanya lagi, akan mendorong kita untuk berusaha untuk me-'reinvent' diri kita menjadi orang seperti itu. Yang so pasti yang baik dan huebat, atau paling tidak yang ada lebihnya dikit-dikit dah.
Kemudian tanyakan pertanyaan itu pada anak-anak setingkat SMP, atau siapa saja, agar mereka terinspirasi, tergerak untuk mengembangkan diri. Terus menerus sepanjang hidupnya, memperbaiki diri.Seperti sebuah gagasan yang penuh inspirasi, yang akan terus membimbing mereka ke arah yang lebih baik.
Begitu
Tapi, ada berita kurang enaknya, bagi manula. Jangan tanyakan pertanyaan itu pada diri sendiri (Manula).
Sebab, guru Drucker yang bertanya tadi, belum selesai ngomongnya.
Drucker bilang. Waktu Guru tadi melihat anak-anak pada bengong, dia langsung menambahkan : 'Anak-anak. Kamu sekalian masih kecil, belum mikir kesana, jadi kalau nggak bisa jawab, nggak apa-apa.
Tapi, kalau umurmu udah 50, baru mau coba cari jawaban untuk dirimu, wah, udah telat tu, udah gak ada gunanya lagi Nak.'
Mmmm?
Begitulah cerita Drucker.
What do you want to be remembered for?
Ape cerite awak Tok?
Tak ade?
Tak adee
Belajar Agama Tidak Dari Pelajaran Agama
Masih tulisan Drucker
Kata dia.
Gw lebih banyak belajar agama pada waktu jadi konsultan manajemen, dari pada pada waku diajarin pelajaran agama.
Kenapa wak Drucker?
Karena.
Manajemen berkecimpung dalam organisasi yang didalamnya manusia berkumpul, saling berhubungan.
Hubungan kerja, yang paling banyak menyita umur manusia, itulah yang saya alami dan pelajari, 'deals with the nature of Man, and with Good and Evil'.
Sampai ke 'sifat-sifat alami manusia', dengan segala macam 'kejahatan' dan 'kebaikan' yang menyertainya.
Dan kemudian manajemen terus mencari cara memperbaikinya, untuk mencapai tujuan organisasi.
Itu kata Drucker.
Memang kalau mau belajar, belajar apa aja, termasuk agama, bisa dimana aja.
Alam takambang manjadi guru. Kato urang minang.
Rancak banaa.
Tiga (Empat) Tukang Batu
Pernah dengar cerita tentang tiga tukang batu?
Ini cerita tentang pandangan mereka tentang pekerjaannya, yang diceritakan kembali oleh Wak Drucker.
Tukang batu pertama bilang : 'Gw kerja untuk cari makan.'
Yang kedua : 'Hmm, gw mah, pengen jadi tukang batu terhebat di negeri ini.'
Tapi, tukang batu ketiga mengatakan : 'Saya mau membangun Katedral.'
Bayangkan dan bandingkan ketiga visi para tukang batu itu.
Masing-masing memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kegiatan yang mereka lakukan.
Lalu bagaimana dengan visi dan pandangan anda terhadap kegiatan anda sehari-hari.
Kegiatan anda sendiri.
Bagaimana?
Fikirkanlah.
Yang di atas itu tulisan Peter F. Drucker (1909-2005)
.......
Alih-alih, nongol tukang batu keempat.
Dia bilang : 'Gw mah mau buat batu nisan.'
Nah, yang ini gw ngarang aja
........
Senin, 17 Oktober 2011
Keraton
Keraton raja-raja Kalimantan, rata-rata berada di pinggir sungai dan menghadap urat nadi kehidupan itu. Tak terkecuali Keraton Kerajaan Sanggau. Meski namanya Keraton, wujudnya hanyalah sebuah rumah panggung, yang ukurannya lebih besar dari rumah biasa, dengan halaman yang juga lebih besar dari halaman rumah rakyat biasa.

Keraton Sanggau

Keraton Surya Negara, Sanggau
Karena perkembangan kota, jalan utama kota saat ini berada di blok jalan di belakang Keraton, jalan utama zaman kerajaan, menjadi jalan kecil yang membatasi halaman Keraton dan sekitarnya dengan sungai.
Begitulah, dunia berputar dan terus berkembang.
Menenangkan Hantu
Ketika akan mengamankan sebuah proyek yang baru dimulai lagi, setelah lama terbengkalai, perlu mengadakan upacara menenangkan hantu.
Bahan-bahan :
Tiga mangkuk batok kelapa berisi : beras kuning, sejenis daun hijau muda, dan potongan bahan yang hanya yang mempersiapkannya yang tahu.
Sepanci air, yang telah diisi ramuan, juga yang hanya yang mempersiapkannya yang tahu, disiapkan dengan seikat pandan sebagai alat penciprat.
Seekor ayam betina muda burik yang belum bertelur.
Seekor sapi Bali, yang dewasa, tidak tua, sehat.
Sebuah lubang diameter setengah meter, kedalaman setengah meter di gali di tempat strategis, dalam lokasi proyek
Sapi diikat kakinya, dijatuhkan, lehernya ditempatkan tepat di atas lubang.
Tentu saja sapi yang tadinya tenang langsung melakukan perlawanan, kelihatannya ia sadar akan dijadikan korban. Meronta-ronta.Untuk menenangkannya, kakinya dan kepalanya ditekanb pakai potongan kayu bersama-sama.
Lalu bagian leher sapi ditaburi dengan isi tiga batok kelapa, dicipratkan dengan air dalam mangkok yang sudah disiapkan. Kemudian, ayam kecil disebat-sebatkan pula dileher sapai sambil merapal mantra-mantra. sesekali terdengar kata-kata hantu air, hantu laut, dan hantu hutan, disertai semburan-semburan dari pembawa acara itu. Lalu ayam muda itu dilemparkan ke khalayak yang menonton acara itu, tetapi ayam itu tidak boleh diapa-apakan. Sang ayam yang merasa dilepaskan begitu saja dan kerumunan orang itu sama sekali tidak memperdulikannya, kelihatan kebingungan. Jalan ke sana, belok ke sini. Akhirnya semua orang melupakannya. Mungkin ia membawa para hantu kembali ke kandang pemiliknya semula sore nanti.
Sapi di sembelih dengan gagah perkasa oleh jagal utama.
Kepalanya dipotong.
Lalu ditanamkan disitu pada lobang yang sudah disiapkan.
Dagingnya dibagi-bagikan keada penduduk di sekitar proyek.
Mudah-mudahan hantu yang masih belum mau pergi akan tertenangkan, dan proyek akan berjalan lancar.
Amin
Upacara menenangkan hantu dilakukan sebagai penutup acara resmi, setelah kontraktor, investor, pemilik hak proyek, dan bupati menyampaikan pidato-pidato sesuai bidangnya. Kontraktor menjelaskan bangunannya, investor dengan terima kasih atas dukungan dan dengan harapan proyek akan membangun lingkungan sekitarnya, mempercepat proses pembangunan, pemilik hak proyek dengan harapan sama, dengan gambaran keberhasilan yang benderang di masa depan, bupati dengan janji dukungan penuh, dan infrastruktur, yang entah dengan mata anggaran mana ia akan memenuhinya, ditambah dengan permintaan pemenuhan CSR. Setelah sumbangan-sumbangan pada anak sekolah dasar di sekitar proyek, dan, tentu saja, setelah do'a dibacakan, setelah, juga, sirene peresmian meraung panjang sebagai penanda diresmikannya, awal kedua proyek.
Sesudah itu
Hantu-hantu ditenangkan.
Sempurna
Rasa optimis merona di semua wajah yang mengikuti acara di siang terang khatulistiwa yang panas.
Masalah pasti ada.
Tapi hantu-hantu sudah ditenangkan
Jadi
Pekerjaan akan selesai juga.
Kalau tidak percaya datanglah ke Sungai Batu, Sanggau setahun lagi, kalau belum selesai juga, datang tahun berikutnya.
Berani Mati, Hantu Takut
Eh
Di Kalimantan lagi
Kali ini di Sanggau
Seratus lima puluh kilometer ke timur Pontianak
Kalau di kota-kota lain biasanya ojek motor berkeliaran di sekeliling kota, di Sanggau, ojek motor hanya mangkal di terminal oplet. kalu mau naik ojek, naik oplet dulu ke terminal.
Di situ ada satu tukang ojek muda, yang dengan serius mengatakan dalam darahnya ada mengalir keturunan Madura, dan itu membuat dirinya merasa berani, tidak takut mati.
Lho
Ini agak berbeda, ketika di utara Pontianak, dan di Sampit, orang Madura terancam mati dalam masa-masa kerusuhan beberapa tahun yang lalu, dan, sesudahnya agak bersikap lebih tenang. Dan jarang mengaku.
Ini malah ngaku.
Kenapa?
Karena Sanggau negeri aman sekali. Tanpa kerusuhan (belum?).
Mungkin karena luasnya seluas Jawa Barat, tapi penduduknya cuma setengah juta. Mungkin karena penduduknya lebih senang pada kedamaian. Multi etnis, multi agama, harmonis.
Ketika ditanya, kenapa logatmu nggak ada Maduranya sama sekali, kayak Melayu malah. Dia bilang dia memang asal Pontianak.
Maksudnya?
Dia fikir, kalimatnya sudah menjawab pertanyaan, ya sudahlah.
Dia memang keturunan Madura dan dia tidak takut mati.
Begitu ditumpangi, ketika keluar dari terminal oplet, hendak langsung menyeberang jalan, ia terkesan terlalu berhati-hati.
Ketika digesa : "Cepetan dong!"
"Eeh, jangan! Jalan ini berantu ni" Jawabnya serius.
Lalu terus menceritakan bagaimana penggalan jalan itu telah makan berbagai macam korban, truk, sedan, pick-up, motor. Berbagai jenis celaka, patah, pecah kepala, berdarah-darah.
"Tapi tadi berani mati, kok takut hantu sih!"
Dia senyum aja. Sedikit kecut.
Ini abad 21, di kota kabupaten, masih takut hantu di siang bolong.
Begitu fikirnya. Iya lah.
Setelah dengan hati-hati selesai berkeliling se antero kota Sanggau, untunglah akhirnya kami selamat dari gangguan hantu.
Bukan main
Kan dia berani mati!
Minggu, 18 September 2011
Omong Kalau
Kalau menang, bicara jangan
Kalau kalah, tidak usah beralasan
Kalau senang, berjanji jangan
Kalau marah, tidak usah ambil keputusan
Kalau sedih, menjawab jangan
Kalau jatuh cinta, bercintalah
Rabu, 31 Agustus 2011
Lebaran Lagi
Setelah sebulan makan minum di malam hari, mengurangi kegiatan di siang hari.
Pasti kuperoleh lapar dan haus. Perolehan yang lainnya, bagai panggang jauh dari api. Begitu kan?
Kecuali api cinta dunia.
Setelah sebulan berpuasa,
aku hanya menginginkan sebuah tempat hanya kita berdua,
tidak memikirkan apa-apa kecuali tentang kita,
isi dengan kata-kata atau diam saja,
dengan cinta.
Pasti kuperoleh lapar dan haus. Perolehan yang lainnya, bagai panggang jauh dari api. Begitu kan?
Kecuali api cinta dunia.
Setelah sebulan berpuasa,
aku hanya menginginkan sebuah tempat hanya kita berdua,
tidak memikirkan apa-apa kecuali tentang kita,
isi dengan kata-kata atau diam saja,
dengan cinta.
Senin, 08 Agustus 2011
Selasa, 17 Mei 2011
Ini Tidak Tetap, Itu Tidak Pasti
Ajahn Chah (Guru Buddhisme Therawada) - (1918-1992) : "Kita seharusnya mengingatkan diri kita sendiri bahwa segalanya akan berpokok pada : 'Ini tidak tetap. Itu tidak pasti.' Semuanya akan bertemu di titik 'anicca' (ketidaktetapan, ketidakajegan),"
Sayangnya gw sering lupa ingatan.
Selamat Waisyak Tahun ke 2555.
Rabu, 27 April 2011
Membaca Ah Sang (Assange) yang bukan Ah Sang
Setelah membaca sebuah buku,
hanya beberapa kutipan-kutipan singkat yang kudapatkan.
Apakah bermanfaat?
Bacalah
Perjuangan manusia yang menentukan bukanlah kiri melawan kanan, atau keimanan versus nalar, melainkan individu melawan institusi, (masyarakat, dan dirinya sendiri). (hal 195, “Wikileaks, situs paling berbahaya di dunia”, Haris Priyatna, Mizan, 2011)
“Kekerasan hanya bisa disembunyikan dengan kebohongan, dan kebohongan hanya bisa dipertahankan dengan kekerasan.” Aleksandr Solzhenitsyn (1918-2008)
“Bahasa politik dirancang untuk membuat dusta terdengar benar dan pembunuhan itu baik, serta membuat kehampaan tampak kokoh.” George Orwell (1903-1950)
“Penyakit yang parah memerlukan obat yang berbahaya.” Guy Fawkes (1570-1606)
Nuh atau banjir, mana yang baik untuk berita?
“Memang sedih kalau kita tidak punya kawan, tetapi jauh lebih sedih jika tak punya musuh.” Ernesto “Che” Guevara (1928-1967)
“Sang Pemberani tak pernah membiarkan tindakannya dipengaruhi oleh rasa takutnya.” Arthur Koesttler (1905-1983)
"Setiap kali kita tidak bertindak saat menyaksikan perbuatan yang kita rasa tidak adil, kita menjadi bagian dari ketidakadilan itu. Mereka yang berkali-kali pasif dalam menghadapi ketidakadilan akan segera menemukan karakter mereka rusak menjadi berwatak budak" dan "Jika kita hanya bisa hidup satu kali, maka jadikanlah hidup itu sebuah petualangan berani yang memeras seluruh kekuatan kita.” Julian Assange (1971-….), “Jika keadilan belum bisa ditegakkan, paling tidak saya belum mati.”
Selasa, 26 April 2011
Berusaha Dan Berdoa
Jangan berusaha dan berdoa
Usaha itu sebuah doa
Doa itu sebuah usaha
Jadi
Berusahalah dengan doa
Berdoalah dengan usaha
Kamis, 21 April 2011
Apa Yang Terjadi?
Apa Yang Terjadi?
Terbaring di ranjang bersih, mencerna apa yang terjadi pada dirinya.
Ia mendengar.
Lamat, tapi tegas, suara khatib menyeru takwa, menyampaikan salawat, dan beberapa nasihat.
Suaranya teratur, tidak lambat, tidak juga terburu-buru.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Nasehat kali ini tentang do’a yang tidak terhalangi, orang yang puasa, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya.
Bulan puasa sudah lama lewat bahkan kini menjelang hari raya haji.
Apakah khatib mengarah ke kasus mutakhir yang terkait para pemimpin? Tentang pemimpin yag kurang adil? Tak ada satupun pemimpin yang merasa berbuat tidak adil. Jadi bukan kesitu arah nasehat ini.
Tentang orang yang teraniaya? Nasehat terkait dengan masalah aniaya ini, ia juga menyampaikan sesuatu yang agak keras. Jangan menganiaya, jangan mau teraniaya!! Apakah ini hasutan agar para teraniaya bersegera melawan penganiaya? Tetapi tidak ada nada hasutan itu.
Suaranya teratur, tidak lambat, tidak juga terburu-buru.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Lamat, tapi tegas, suara khatib menyeru takwa, menyampaikan salawat, dan beberapa nasihat.
Suaranya teratur, tidak lambat, tidak juga terburu-buru.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Mengapa nasehat itu begitu menyentuh?
Sangat terkait dengan situasi kini?
Prihatin tumbuh pada pendengarnya?
Tetapi khotbah ini begitu singkat baginya.
Serasa dahaga belum sirna ketika khatib menutup khutbahnya.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Tidak seperti biasanya khotbah yang panjang dan mengggebu, ini khotbah sesuai sunnah untuk tidak berlama-lama.
Begitu mengena?
Khotbah ini begitu singkat.
Serasa dahaga ini belum sirna ketika khatib menutup khutbahnya.
Terbaring di ranjang bersih ini, mencerna apa yang terjadi pada dirinya.
Lamat, tapi tegas, suara khatib menyeru takwa, menyampaikan salawat, dan beberapa do’a.
Suaranya teratur, tidak lambat, tidak juga terburu-buru.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Khotbah Selesai.
Ketika takbir, Jum’at segera didirikan, ia berdiri, membersihkan diri di kamar mandi, kemudian bersiap-siap, menyeleaikan proses administrasi.
Ketika ia keluar dari gerbang rumah sakit itu, waktunya bersamaan dengan jajaran manusia yang keluar dari mesjid di sebelah rumah sakit, selesai sembahyang Jum’at.
Ia membayangan siapakah khatib tadi yang suaranya terdengar lamat, tapi tegas, suara yang menyeru takwa, menyampaikan salawat, dan beberapa do’a.
Suara yang teratur, tidak lambat, tidak juga terburu-buru.
Suara yang bulat, jelas, tegas.
Di atas, langit bulan Desember yang seharusnya mendung sarat oleh awan hujan, malah biru berkilauan.
Ia merasa sehat.
Minggu, 13 Maret 2011
Jumat, 07 Januari 2011
Tahun Baru?
Berapa lama kita sudah bergaul. Menghabiskan tahun demi tahun.
Kala suka, tertawa. Tidak terlalu mentertawakan. Sedih, mendengarkan. Tidak terlalu menyalahkan.
Masa-masa baik, yang, kalau ada saat tidak baiknya dengan ikhlas engkau simpan dihati.
Sehingga, hanya kebaikanlah yang aku rasakan.
Apa lagi yang harus aku harapkan? Syukur. Puji Tuhan.
Mudah2an.
Tahun mendatang.
Waktu akan menyempurnakan apa yang telah kita alami.
Langganan:
Postingan (Atom)