Minggu, 06 November 2011

Primum Non Nocere (First Do No Harm)


Dari "The Daily Drucker"

Etika utama manusia dalam usaha menjalankan kehidupannya apa ya?
Kalau di Yunani, jaman Hipokrates, 2513 taun lalu, dokternya mengucapkan sumpah : 'primum non nocere', atau 'yang paling penting jangan sengaja nyakitin', atau 'first do no harm'

Tapi. Nggak ada orang yang, meski setiap kali, terus menerus berbuat baik, akan memberikan hasil yang baik, yang nggak nyakitin. Dia terus nyoba, tapi hasilnya, akibatnya, tanpa sepengetahuannya, bisa jadi, jelek banget. Namun hal begitu, biasanya dimaklumi.

Jadi kita percaya aja ama dokter bedah, meski perut dibelah dan mungkin ada aja akibat negatifnya, kita yakin sang dokter pasti 'primum non nocere', 'first do no harm'.
Iya kan.
Dia gak akan sengaja melakukan yang nggak-nggak. Ada etika usaha dokternya.

Di kehidupan kita juga etika itu, sebaiknya, terpakai. Jadi, first do no harm.

Itu kata Drucker.

Tapi, lebih jauh lagi. Kesadaran penuh untuk 'first do no harm' ini, berbeda-beda ukurannya pada tiap manusia. Kenapa? Karena kita tidak tau banyak tentang berapa harm yang sudah kita lakukan. Jadi, mungkin baik kalau kita dapat terus lebih mengembangkan tingkat kesadaran itu, kesadaran untuk to first do no harm.

Ya kan?
Gitu.

Semua yang baca ini dah pastilah, baek punya orang.
'First do no harm' punya orang lah.
Selamat dah kalau begitu.

What Do You Want To Be Remembered For?


Ini cerita Drucker lagi.
Dari "The Daily Drucker"

Dia bilang, waktu di SMP, salah seorang gurunya nanyain murid-murud satu kelas : 'What do you want to be remembered for?
Kamu mau dikenang sebagai apa sih?
Anak SMP ditanyain kayak gitu, ya bengong aja semua.
Emangnya gua pikirin.

Kalau.
Ini pakai kalau ni.
Kalau kita tanyakan pertanyaan begitu pada diri kita, lalu, kita akan melihat orang yang, kita pengen jadi seperti itu.
Pertanyaan kayak gini, katanya lagi, akan mendorong kita untuk berusaha untuk me-'reinvent' diri kita menjadi orang seperti itu. Yang so pasti yang baik dan huebat, atau paling tidak yang ada lebihnya dikit-dikit dah.

Kemudian tanyakan pertanyaan itu pada anak-anak setingkat SMP, atau siapa saja, agar mereka terinspirasi, tergerak untuk mengembangkan diri. Terus menerus sepanjang hidupnya, memperbaiki diri.Seperti sebuah gagasan yang penuh inspirasi, yang akan terus membimbing mereka ke arah yang lebih baik.

Begitu

Tapi, ada berita kurang enaknya, bagi manula. Jangan tanyakan pertanyaan itu pada diri sendiri (Manula).
Sebab, guru Drucker yang bertanya tadi, belum selesai ngomongnya.

Drucker bilang. Waktu Guru tadi melihat anak-anak pada bengong, dia langsung menambahkan : 'Anak-anak. Kamu sekalian masih kecil, belum mikir kesana, jadi kalau nggak bisa jawab, nggak apa-apa.
Tapi, kalau umurmu udah 50, baru mau coba cari jawaban untuk dirimu, wah, udah telat tu, udah gak ada gunanya lagi Nak.'

Mmmm?

Begitulah cerita Drucker.
What do you want to be remembered for?

Ape cerite awak Tok?
Tak ade?

Tak adee

Belajar Agama Tidak Dari Pelajaran Agama


Masih tulisan Drucker

Kata dia.
Gw lebih banyak belajar agama pada waktu jadi konsultan manajemen, dari pada pada waku diajarin pelajaran agama.

Kenapa wak Drucker?

Karena.
Manajemen berkecimpung dalam organisasi yang didalamnya manusia berkumpul, saling berhubungan.
Hubungan kerja, yang paling banyak menyita umur manusia, itulah yang saya alami dan pelajari, 'deals with the nature of Man, and with Good and Evil'.
Sampai ke 'sifat-sifat alami manusia', dengan segala macam 'kejahatan' dan 'kebaikan' yang menyertainya.
Dan kemudian manajemen terus mencari cara memperbaikinya, untuk mencapai tujuan organisasi.

Itu kata Drucker.

Memang kalau mau belajar, belajar apa aja, termasuk agama, bisa dimana aja.
Alam takambang manjadi guru. Kato urang minang.
Rancak banaa.

Tiga (Empat) Tukang Batu


Pernah dengar cerita tentang tiga tukang batu?
Ini cerita tentang pandangan mereka tentang pekerjaannya, yang diceritakan kembali oleh Wak Drucker.

Tukang batu pertama bilang : 'Gw kerja untuk cari makan.'
Yang kedua : 'Hmm, gw mah, pengen jadi tukang batu terhebat di negeri ini.'
Tapi, tukang batu ketiga mengatakan : 'Saya mau membangun Katedral.'

Bayangkan dan bandingkan ketiga visi para tukang batu itu.
Masing-masing memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kegiatan yang mereka lakukan.
Lalu bagaimana dengan visi dan pandangan anda terhadap kegiatan anda sehari-hari.
Kegiatan anda sendiri.

Bagaimana?
Fikirkanlah.

Yang di atas itu tulisan Peter F. Drucker (1909-2005)

.......

Alih-alih, nongol tukang batu keempat.
Dia bilang : 'Gw mah mau buat batu nisan.'

Nah, yang ini gw ngarang aja

........