Lukman Al-Hakim ketika memberi nasehat kepada puteranya, mengajak puteranya itu masuk ke dalam pasar dengan berkendaraan himar. Ia yang berkendaraan dan anaknya yang menuntun. Maka ada orang yang mencela : 'Orang tua kejam, dia berkendaraan dan anaknya disuruh berjalan.' Kemudian ia suruh anaknya naik ke atas himar, tiba-tiba orang mencela : 'Dua orang naik satu himar? (Tidak berperikebinatangan).' Lalu turunlah Lukman, dan anaknya tetap di atas, tiba-tiba ada orang mencela : 'Anak kurang ajar, bapak dijadikan buruh menuntun.' Kemudian keduanya turun menuntun himar, tiba-tiba orang mencela : 'Bodoh benar, himar tidak dinaiki hanya dituntun semata-mata.'
Mengharap kepuasan dari semua manusia itu suatu tujuan yang tidak mungkin tercapai.
Menggapai Tingkatan Shufi & Waliyullah (Terjemah Syarah Al-Hikam). Oleh Ahmad Bin Atha'illah As-Sakandary. Penerjemah Musa Turoichan Al-Qudsi. Ampel Mulia. Surabaya. 2004.
Dalam cerita lain urut-urutan kejadian dibuat berbeda, bahkan ada juga tambahan yang menybutkan mereka berdua justru mengangkat himar itu. Yang itu sih nggak usah dicela lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar