Minggu, 12 Juli 2015

Berbuka Di Lantai Tujuh Blok M Square

 

Penyakit fisik tidak membawamu ke neraka, tetapi penyakit hati, itulah yang akan mencelakakanmu.

Sebaliknya penyakit fisik akan memberikan manfaat kepadamu dan, begitupula, hati yang sehat akan sangat menolongmu.


Berdoalah, pasti dikabulkan.
Bahkan iblispun berdoa.
Dan.
Dikabulkan.


Berdoalah.
Rendahkan dirimu dengan rasa takut.
Tanpa kelalaian, khusuk dan hadirkan hati.
Dengan suara yang rendah.
Tidak tergesa-gesa.
Jangan berlebihan. 
Jauhi makanan yang haram.
Yakinlah terkabulkan.

Berdoalah untuk kebaikan.

Ayo berdoalah.

Aamiin



Selasa, 07 Juli 2015

SMS : Pitutur Gawe Sesulit - Pratandha

 



Pitutur Gawe Sesulit - Pratandha :
 
Yèn sliramu tuwo terus ompong;
Iku pertandhanè sedhèlo manèh bakalè ngerong;
Mulanè urip ojo dadi wong sombong;
Mengko kabèh amalè iso kobong.
 
Yèn sliramu tuwo terus kisut;
Iku pertandhanè sedhèlo manèh mlebu luwèng ciut;
Mulanè urip ojo Lacut;
Anggonè maksiat ojo kebacut;
Lan ojo di lanjut.
 
Yèn sliramu tuwo terus rambutè putih;
Kuwi mertandhanè yèn sedèlo manèh bakalè mulih;
Mulanè yèn urip sing ikhlas ojo tansah pamrih;
Ngèlingono nyowo iki amung nyilih.
 
Yèn sliramu tuwo terus mripatè rabun;
Iku mertandhani nyowo wis cedhak ubun-ubun;
Mulanè ènggal nyuwun ampun;
Supoyo tembè yèn wis mati ora getun.
 
Yèn Sliramu tuwo terus wungkuk;
Kuwi mertandhanè yèn urip kari sèsuk;
Mulanè ènggal di akèhi anggonè rukuk;
Karo peraturan agama kudu tundhuk.
 
Yèn sliramu tuwo terus wetengè njemblung alias gendut;
Dudu kok mergo isinè welut;
Ayo podho nyuwun pangapuro sedoyo laku sing luput;
Bèn ikhlas yèn sak wayah-wayah nyowo iki di pundhut.
 
Yèn sliramu tuwo untunè akèh sing ucul;
Kuwi mertandhani nyawa sedhèlo manèh bakal mumbul;
Mulanè njaluk pangapuro sakdurungè dipikul;
Ora iso ngibadah yèn awak wis dipendhem nggawè pacul.


Sabtu, 04 Juli 2015

Tidak Mau Menerima

  

Masalah utama.

Masih susah.

Tidak mau menerima ketika mendapatkan hal yang tidak diinginkan.
Tidak mau menerima ketika tidak mendapatkan hal yang diinginkan.  

Segala Puji Bagi Allah


Sabtu, 20 Juni 2015

Sabar Syukur, Syukur Sabar

  


Sering dikatakan. 



Kalau ditimpa musibah, bersabarlah.

Jika mendapat karunia, bersyukurlah.



Sekarang cobalah yang ini.



Dalam segala hal.

Musibah atau karunia.

Bersabarlah dengan penuh kesyukuran, dan bersyukurlah dengan penuh kesabaran.


Rabu, 17 Juni 2015

Dia, Bagimu


   

Tuhan membalas seketika?

Ketika menjahat, sandungan beruntun mendera diri. 
Hati dirundung galau tak henti. 
Tak henti.

Ketika berbuat baik, seketika muncul jalan keluar dari sesuatu masalah. 
Selanjutnya, mendapatkan lagi berbagai kebaikan demi kebaikan demi kebaikan yang hak yang sah.


Betul!!


Tetapi.

Jangan tertipu oleh apa yang engkau alami. 

Jangan menyimpulkan, meski yang engkau jalani terasa jelas.


Fikirkan.


Ingat sifat Sang Maha.

Ingat.

Wahai diri.

Balasan kejahatan, tidak ada yang tidak terhitung, banyak yang engkau tidak sadari. 
Lebih banyak lagi sandungan yang masih belum diperhitungkan. 
Jadi, mintalah ampunan. 
Lagi dan lagi.

Balasan kebaikan berlipat ganda, penuh kemurahan, berkelanjutan.
Meski semua kebaikan terasa sudah habis berbalas, mohon balasan lagi.
Minta anugerah, mintalah lagi. 
Lagi dan lagi.


Fikirkan lebih dalam lagi.


Ingat sifat Sang Maha.

Wahai diri.

Camkan!

Siapa yang tahu, hak yang tidak baik.
Siapa yang tahu, hak yang baik. 

Tidak ada.

Camkan!

Dia-lah penggenggam hak penentu yang tidak baik atau yang baik. 

Penentu untuk tidak menghukum. 

Penentu untuk menganugerahi.


Dia, bagimu.

Sabtu, 13 Juni 2015

Bekal Surga



Oleh : W.S. Rendra

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milik-ku...
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi... mengapa aku tak pernah bertanya :
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah...,
Kusebut itu sebagai ujian..., 
Kusebut itu sebagai petaka...,
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita....

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku...,
Aku ingin lebih banyak harta..., 
Ingin lebih banyak mobil...,
lebih banyak popularitas 
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan...,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, 
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih,
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti..., 
padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"


(Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas tempat tidur Rumah Sakit)


Rabu, 22 April 2015

Falsafah Berbahasa Jawa Dan Sepuluh Perintah Berbahasa Jawa

  

Falsafah 'Berbahasa' Jawa

1. URIP IKU URUP
Hidup itu nyala.
Hidup hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita

2. MEMAYU HAYUNING BAWONO, AMBRASTA DUR HANGKORO
Harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak

3. SURA DIRA JOYONINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar

4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPA NGASORAKE, SEKTI TANPA AJI-AJI, SUGIH TANPA BONDHO
Berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan/ mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan/kekuatan/ kekayaan/keturunan, kaya tanpa didasari hal-hal yang bersifat materi

5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih/susah manakala kehilangan sesuatu

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN LAN OJO GELEMAN
Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut dengan sesuatu, jangan kolokan/manja dan jangan mau yang bukan hak nya

7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN
Janganlah terobsesi atau terkungkung dengan kedudukan, materi dan kepuasan duniawi

8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, AJA CIDRA MUNDAK CILAKA
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka

9. OJO MILIK BARANG KANG MELOK, AJA MANGRO MUNDAK KENDHO
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah, dan jangan berfikir gamang/ plin-plan agar  jangan lemah niat dan patah semangat

10. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO, 
Jangan merasa paling berkuasa, paling besar/ kaya, paling sakti/ pintar
(Jangan sombong dan bangga dengan apa yang dimiliki)

11. ALANG-ALANG DUDU ALING ALING, MARGINING KAUTAMAN
Persoalan-persoalan dalam kehidupan bukanlah penghambat, jalannya kesempurnaan

12. SOPO WERUH ING PANUJU SASAT SUGIH PAGER WESI
Dalam kehidupan, siapa yang punya cita-cita luhur (pasti) jalannya seakan tertuntun.


Sepuluh (10) Perintah 'Berbahasa' Jawa

1. Mulat Sliro
2. Neng-Ning-Nung-Nang
3. Tepo Sliro
4. Sabar
5. Nrimo
6. Eling
7. Waspodo
8. Prasojo
9. Andhap Ansor
10. Toto Kromo

Kajian Bebas :

1. Mulat Sliro : 
melihat ke dalam diri

- mengenal diri guna mengenal Tuhan dalam diri (lebih dekat dari urat leher)
- membaca kitab/cetak biru pribadi
- menemukan jati diri & menciptakan makna hidup (perintah berkarya nyata)
- 'jiwa yang beraga' menanti kematian sebagai pembebasan dari penjara raga, berani meyakini, menghadapi, menjalani, dan mensyukuri hidup; bukan takut mati.

Mulat saliro merupakan bagian dari "Tri Dharma Amerta" dari Mangkunegara III, yaitu :
I. "Rumangsa Melu Handarbeni" atau Rasa Memiliki
II. "Rumangsa Melu Hangrungkebi" atau Rasa Bertanggungjawab"
III. "Mulat Sariro Hangroso Wani" atau Mawas Diri.
Ketiga dharma tersebut sangat terkait dan tidak terpisahkan, karena akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan. Rasa memiliki harus diikuti rasa bertanggung jawab, dan selanjutnya mawas diri apakah kita telah melaksanakannya dengan benar. Dengan kata lain apakah kita telah menjaga amanah dengan benar dan baik. 

Maka hidup adalah pilihan :
- "to be or not to be, that is the question"
- "be happy, don't worry"
- "you are your own best friend and your own worst ennemy"
- "the fear of death is the mother of all fears"

2. Neng-Ning-Nung-Nang :
Meneng, Hening, Hanung, Menang

- meneng : diam, kontemplasi, meditasi
- hening : mengheningkan cipta, pikiran dikosongkan jadi putih, bersih dan jernih
- hanung : mencapai titik terang cahaya
- menang : menaklukkan nafsu jahat ego agar Sang Sukma menjadi Panglima.

3. Tepo Sliro :
tenggang rasa; hidup se-pengertian walau tidak se-pengakuan; saling peduli, bantu, asah, asih dan asuh.

4. Sabar :
dalam menghadapi segala cobaan, godaan, ujian hidup, terutama menahan marah; tangga di atas Sadar guna meningkat jadi insan ber-Taqwa.

5. Nrimo :
menerima apa pun apa adanya tanpa menolak, menilai, atau mengeluh, karena setiap insan bertanggung-jawab penuh atas semua perbuatan dan apa pun (baik/buruk) yang terjadi pada dirinya.

6. Eling :
selalu ingat Tuhan, kesadaran tinggi, ciri khas makhluk cahaya yang terhubung dengan energi alam semesta.

7. Waspodo :
tidak lengah atau gegabah, hati-hati  dan teliti; tidak meremehkan hal kecil yang bisa berakibat besar, karena "the devil is always in the details"; siap siaga, sigap bertindak tepat setiap saat.

8. Prasojo :
pola hidup sederhana dalam bersikap dan berpikir; berperilaku otentik; kesederhanaan membuka jalan menuju kesempurnaan hidup insan seutuhnya.

9. Andhap Asor :
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi; sama rasa sama rata; hidup rukun damai 'sepengertian walaupun tidak sepengakuan' dengan semangat kerjasama gotong-royong.

Andhap bermakna rendah, dan asor bermakna hina. Andhap asor berkenaan dengan sikap perilaku menempatkan orang lain lebih tinggi, perilaku menghargai siapa pun tanpa memandang asal jati dirinya. Andhap asor menjadi jiwa dalam ilmu menempatkan diri secara pas untuk tidak membuat diri sendiri ataupun orang lain kurang nyaman (dilambangkan dengan kejedhug) saat bersama dengan kita. Tahu menempatkan diri menjadi modal dalam keluwesan membawa diri. Andhap asor juga berkenaan dengan ranah pikir melalui kerendahan hati (lembah manah) atau humbleness dalam berperilaku melalui ucap maupun tindak.

10. Toto Kromo :
tata cara, sopan santun harus dijaga  dan dipelihara; aturan harus diterapkan dan penerapan harus teratur; tiada tujuan yang menghalalkan cara, sesuai batasan Etika, Logika dan Estetika, bagi insan bebas, berbudaya dan beradab.

- "everything is in the manner"
- "it's the manner that counts"