Rabu, 22 April 2015

Falsafah Berbahasa Jawa Dan Sepuluh Perintah Berbahasa Jawa

  

Falsafah 'Berbahasa' Jawa

1. URIP IKU URUP
Hidup itu nyala.
Hidup hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita

2. MEMAYU HAYUNING BAWONO, AMBRASTA DUR HANGKORO
Harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak

3. SURA DIRA JOYONINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar

4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPA NGASORAKE, SEKTI TANPA AJI-AJI, SUGIH TANPA BONDHO
Berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan/ mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan/kekuatan/ kekayaan/keturunan, kaya tanpa didasari hal-hal yang bersifat materi

5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih/susah manakala kehilangan sesuatu

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN LAN OJO GELEMAN
Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut dengan sesuatu, jangan kolokan/manja dan jangan mau yang bukan hak nya

7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN
Janganlah terobsesi atau terkungkung dengan kedudukan, materi dan kepuasan duniawi

8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, AJA CIDRA MUNDAK CILAKA
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka

9. OJO MILIK BARANG KANG MELOK, AJA MANGRO MUNDAK KENDHO
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah, dan jangan berfikir gamang/ plin-plan agar  jangan lemah niat dan patah semangat

10. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO, 
Jangan merasa paling berkuasa, paling besar/ kaya, paling sakti/ pintar
(Jangan sombong dan bangga dengan apa yang dimiliki)

11. ALANG-ALANG DUDU ALING ALING, MARGINING KAUTAMAN
Persoalan-persoalan dalam kehidupan bukanlah penghambat, jalannya kesempurnaan

12. SOPO WERUH ING PANUJU SASAT SUGIH PAGER WESI
Dalam kehidupan, siapa yang punya cita-cita luhur (pasti) jalannya seakan tertuntun.


Sepuluh (10) Perintah 'Berbahasa' Jawa

1. Mulat Sliro
2. Neng-Ning-Nung-Nang
3. Tepo Sliro
4. Sabar
5. Nrimo
6. Eling
7. Waspodo
8. Prasojo
9. Andhap Ansor
10. Toto Kromo

Kajian Bebas :

1. Mulat Sliro : 
melihat ke dalam diri

- mengenal diri guna mengenal Tuhan dalam diri (lebih dekat dari urat leher)
- membaca kitab/cetak biru pribadi
- menemukan jati diri & menciptakan makna hidup (perintah berkarya nyata)
- 'jiwa yang beraga' menanti kematian sebagai pembebasan dari penjara raga, berani meyakini, menghadapi, menjalani, dan mensyukuri hidup; bukan takut mati.

Mulat saliro merupakan bagian dari "Tri Dharma Amerta" dari Mangkunegara III, yaitu :
I. "Rumangsa Melu Handarbeni" atau Rasa Memiliki
II. "Rumangsa Melu Hangrungkebi" atau Rasa Bertanggungjawab"
III. "Mulat Sariro Hangroso Wani" atau Mawas Diri.
Ketiga dharma tersebut sangat terkait dan tidak terpisahkan, karena akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan. Rasa memiliki harus diikuti rasa bertanggung jawab, dan selanjutnya mawas diri apakah kita telah melaksanakannya dengan benar. Dengan kata lain apakah kita telah menjaga amanah dengan benar dan baik. 

Maka hidup adalah pilihan :
- "to be or not to be, that is the question"
- "be happy, don't worry"
- "you are your own best friend and your own worst ennemy"
- "the fear of death is the mother of all fears"

2. Neng-Ning-Nung-Nang :
Meneng, Hening, Hanung, Menang

- meneng : diam, kontemplasi, meditasi
- hening : mengheningkan cipta, pikiran dikosongkan jadi putih, bersih dan jernih
- hanung : mencapai titik terang cahaya
- menang : menaklukkan nafsu jahat ego agar Sang Sukma menjadi Panglima.

3. Tepo Sliro :
tenggang rasa; hidup se-pengertian walau tidak se-pengakuan; saling peduli, bantu, asah, asih dan asuh.

4. Sabar :
dalam menghadapi segala cobaan, godaan, ujian hidup, terutama menahan marah; tangga di atas Sadar guna meningkat jadi insan ber-Taqwa.

5. Nrimo :
menerima apa pun apa adanya tanpa menolak, menilai, atau mengeluh, karena setiap insan bertanggung-jawab penuh atas semua perbuatan dan apa pun (baik/buruk) yang terjadi pada dirinya.

6. Eling :
selalu ingat Tuhan, kesadaran tinggi, ciri khas makhluk cahaya yang terhubung dengan energi alam semesta.

7. Waspodo :
tidak lengah atau gegabah, hati-hati  dan teliti; tidak meremehkan hal kecil yang bisa berakibat besar, karena "the devil is always in the details"; siap siaga, sigap bertindak tepat setiap saat.

8. Prasojo :
pola hidup sederhana dalam bersikap dan berpikir; berperilaku otentik; kesederhanaan membuka jalan menuju kesempurnaan hidup insan seutuhnya.

9. Andhap Asor :
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi; sama rasa sama rata; hidup rukun damai 'sepengertian walaupun tidak sepengakuan' dengan semangat kerjasama gotong-royong.

Andhap bermakna rendah, dan asor bermakna hina. Andhap asor berkenaan dengan sikap perilaku menempatkan orang lain lebih tinggi, perilaku menghargai siapa pun tanpa memandang asal jati dirinya. Andhap asor menjadi jiwa dalam ilmu menempatkan diri secara pas untuk tidak membuat diri sendiri ataupun orang lain kurang nyaman (dilambangkan dengan kejedhug) saat bersama dengan kita. Tahu menempatkan diri menjadi modal dalam keluwesan membawa diri. Andhap asor juga berkenaan dengan ranah pikir melalui kerendahan hati (lembah manah) atau humbleness dalam berperilaku melalui ucap maupun tindak.

10. Toto Kromo :
tata cara, sopan santun harus dijaga  dan dipelihara; aturan harus diterapkan dan penerapan harus teratur; tiada tujuan yang menghalalkan cara, sesuai batasan Etika, Logika dan Estetika, bagi insan bebas, berbudaya dan beradab.

- "everything is in the manner"
- "it's the manner that counts"


Sabtu, 18 April 2015

Berbagi

  



Tiga Niscaya

  

Tanamkan di hati bahwa :

1. Niscaya. Tidak ada yang selamat dari kematian.

2. Niscaya. Tidak ada istirahat di dunia ini.

3. Niscaya. Tidak luput dari perkataan-perkataan manusia.

SMS : Seorang Lelaki Yang Ingin Memukul Rasulullah S.A.W.

  

Kisah ini sudah berulangkali dibacakan, didengar, dan disampaikan lagi. Tetapi tetap tidak kekurangan arti. Kutipan pesan singkat ini, menceritakannya kembali dengan sedikit celupan bahasa Malaysia.


Seorang Lelaki Yang Ingin Memukul Rasulullah S.A.W.


Kisah ini berlaku kepada Rasulullah S.A.W. sebelum baginda wafat.

Rasulullah S.A.W. telah jatuh sakit yang agak panjang masanya. Hinggakan baginda tidak dapat berjemaah dengan para sahabat di masjid.

Maka pada suatu hari, Rasulullah S.A.W. meminta beberapa orang sahabat membawanya ke masjid. Di dudukkan di atas mimbar, lalu baginda meminta Bilal memanggil semua para sahabat datang ke masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah masjid dengan para sahabat. Semuanya rasa terubat rindu setelah agak lama tidak dapat melihat Rasulullah S.A.W.

Lalu Rasulullah S.A.W. mula berkata : "Wahai sahabat-sahabatku semua!
Aku ingin tanya pada kamu semua.... apakah telah aku sampaikan kepada kamu semua, bahawa sesungguhnya Allah S.W.T. itu adalah Tuhan yang layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat : 
"Benar! Engkau telah sampaikan kepada kami bahawa sesungguhnya Allah S.W.T. adalah Tuhan yang layak disembah".

Rasulullah S.A.W. berkata : "Persaksikanlah ya Allah!
Sesungguhnya aku telah sampaikan amanah ini kepada mereka". 

Kemudian baginda berkata lagi....... dan setiap apa yang baginda perkatakan, akan dibenarkan oleh semua para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu topik yang menjadikan para sahabat agak sedih dan terharu....

Rasulullah S.A.W. berkata :
"Sesungguhnya! Aku akan pergi bertemu Tuhan....... dan sebelum aku pergi, aku ingin selesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kamu semua...... siapakah di kalangan kamu yang aku ada hutang dengannya..... sila bangun..... aku ingin selesaikan hutang tersebut. Kerana aku tidak mahu bertemu Tuhan dalam keadaan ada hutang dengan manusia".

Ketika itu semua sahabat diam............. sedang dalam hati masing-masing berkata : 
"Mana ada Rasullullah S.A.W. berhutang dengan kami.......... sebenarnya kamilah yang banyak berhutang dengan baginda".

Rasulullah S.A.W. mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama Akasyah. lalu dia berkata :
"Ya Rasulullah!
Aku ingin ceritakan dulu perkara ini. Andai ianya dikira hutang, maka aku minta kau jelaskan. Andainya ianya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah S.A.W. berkata :
"Ceritakanlah wahai Akasyah".

Maka Akasyah pun mula bercerita :
"Aku masih ingat lagi ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau tunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda..., yang sebenarnya cemeti itu terkena pada dadaku kerana ketika itu aku berdiri di sebelah belakang kuda yang engkau tunggang wahai Rasulullah".

Mendengar yang demikian, terus Rasulullah S.A.W. berkata :
"Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Akasyah! kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama". 

Dengan suara yang agak tinggi, Akasyah berkata :
"Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah!".

Akasyah seakan-akan tidak rasa bersalah bila mengatakan yang demikian. Sedangkan ketika itu sebahagian sahabat berteriak memarahi Akasyah.... :
"Sesungguhnya engkau tidak berhati perut wahai Akasyah! ..... bukankah Baginda sedang sakit!"

Akasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah S.A.W. meminta Bilal mengambil cemeti tersebut di rumah anaknya Fatimah. 

Bila Bilal meminta cemeti tersebut dari Fatimah, maka Fatimah bertanya :
"Untuk apa Rasulullah meminta cemeti ini wahai Bilal?".

Bilal menjawab dengan nada sedih : 
"Cemeti ini akan digunakan oleh Akasyah untuk memukul Rasulullah".

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata :
"Kenapa Akasyah hendak pukul ayahku Rasulullah!......ayahku sedang sakit........ kalau nak pukul, pukullah aku ini anaknya".

Bilal menjawab : 
"Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cemeti tersebut ke masjid lalu diberikan kepada Akasyah.

Setelah mengambil cemeti, Akasyah mara ke hadapan menuju mimbar.

Tiba-tiba bangun Abu bakar menghalang Akasyah sambil berkata :
"Wahai Akasyah! kalau kamu hendak pukul, pukullah aku....... aku orang yang mula-mula beriman dengan apa yang Rasulullah S.A.W. sampaikan.
Akulah temannya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak pukul, maka pukullah aku".

Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W :
"Duduklah kamu wahai Abu Bakar!.... ini bukan urusan kamu. Ini antara aku dengan Akasyah".

Akasyah mara lagi ke hadapan...... lalu bangun pula Umar menghalang Akasyah seraya berkata :
"Akasyah! kalau engkau hendak pukul, pukullah aku....... Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu.........
Sekarang jangan ada sesiapa yang berani menyakiti Muhammad. Kalau engkau nak sakiti dia, maka sakitilah aku dulu....".

Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W :
"Duduklah kamu wahai Umar! Ini urusan antara aku dengan Akasyah".

Akasyah mara lagi ke hadapan....... tiba-tiba bangun pula Ali bin Abu Talib sepupu
Rasulullah S.A.W.

Dia menghalang Akasyah seraya berkata : 
"Akasyah! pukullah aku wahai
Akasyah. Darah yang sama ada pada tubuh aku ini wahai Akasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W :
"Duduklah kamu wahai Ali! ini urusan antara aku dengan Akasyah".

Akasyah mara lagi ke hadapan...... tiba-tiba tanpa di sangka, bangunlah dua orang cucu kesayangan Rasulullah
S.A.W. iaitu Hassan dan Husin. Mereka berdua merayu dan meronta : 
"Wahai pak cik! pukullah kami wahai pak cik.......... Datuk kami sedang sakit...... pukullah kami wahai pak cik..... sesungguhnya kami ini adalah cucu kesayangan Baginda........... pukullah kami wahai pak cik".

Lalu Rasulullah S.A.W berkata :
"Wahai cucu-cucu kesayanganku! duduklah kamu. Ini urusan aku dengan Akasyah".

Bila sampai di tangga mimbar, dengan tegasnya Akasyah berkata :
"Macam mana aku hendak pukul engkau ya Rasulullah! Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau hendak aku pukul engkau, maka turunlah ke bawah sini".

Rasulullah S.A.W. memang seorang insan yang baik. Baginda meminta beberapa orang sahabat memapahnya ke bawah. Baginda didudukkan pada sebuah kerusi, lalu dengan suara tegas Akasyah berkata lagi :
"Semasa engkau pukul aku dulu, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah".

Tanpa berlengah, dalam keadaan lemah...... Rasulullah membuka baju. Lalu kelihatanlah tubuh Baginda yang sungguh indah, sedang beberapa ketul batu terikat di perut Baginda..... ini
menandakan Baginda sedang menahan kelaparan.

Lalu Rasulullah S.A.W. berkata :
"Wahai Akasyah! bersegeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Tuhan akan murka pada kamu".

Akasyah terus menghampiri Rasulullah S.A.W........ lalu mula untuk menghayunkan tangan yang memegang cemeti untuk dipukulkan ke tubuh Rasulullah S.A.W.

Rupa-rupanya sambil Akasyah menghayun cemeti, sambil itu juga dia membalingkan cemeti ke arah lain..... dan sambil itu juga dia terus memeluk tubuh Rasulullah S.A.W. seerat-eratnya. Sambil berteriak menangis, Akasyah berkata :
"Ya Rasulullah, ampunkanlah
aku...... maafkanlah aku...... mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah........ sengaja aku
melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu....... kerana
sesungguhnya aku tahu bahawa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sesungguhnya aku takut dengan api neraka........ maafkanlah aku ya Rasulullah".

Rasulullah S.A.W. dalam keadaan penuh hiba lalu berkata :
"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kamu ingin melihat ahli syurga, maka lihatlah kepada Akasyah".

Semua sahabat tidak dapat menghalang titisan air mata yang mencurah di pipi masing-masing. Sambil itu semua para sahabat beramai-ramai memeluk Rasulullah S.A.W.

Kamis, 16 April 2015

SMS : Turi Putih

  

Turi-turi putih

Ditandur neng kebon agung

Turi-turi putih

Ditandur neng kebon agung

Celeret tiba nyemplung

Gemelundung kembange apa

mBok Ira

mBok Ira

mBok Ira

Kembange apa?



Catatan :

Tembang, tentang hidup dan kehidupan, tentang alam kubur, tentang mati dan kematian.
Turi-turi, dari kata pitutur. 
"Tak pituturi,"
"Putih" adalah warna sepotong kain yang digunakan untuk membungkus jenazah manusia muslim yang lazim kita sebut kain kafan. Busana kebesaran saat kita menghadap ke haribaanNya.
"Cukuplah kematian itu sebagai nasehat"
"Ditandur neng kebon agung"
Kebon Agung? Apa Kebon Agung itu?Dimana Kebon Agung itu?
Kebon Agung adalah Tanah Pekuburan, tempat jasad kita 'ditandur' disemayamkan.
"Celeret"
Adalah petir yang melesat di udara tatkala hujan. Begitu cepat.
Itulah gambaran hidup, yang digambarkan laksana petir melesat di antara awan dan mendung. Sangat cepat, singkat dan pendek. 'Urip mung mampir ngombe'. Hidup hanya sekedar singgah untuk minum.
"Tiba nyemplung, gemelundung"
Bila sudah sampai saatnya, dimasukkanlah sang jenazah ke dalam liang lahat. Hidup hanya sesaat, segera mati.
"mBok Ira"
"mBok Ira"
"mBok Ira"
"mBok Ira" adalah kita, jenazah yang sudah gemelundung tadi.
"Kembange apa?"
Sang Malaikat Munkar Nankir akan bertanya, "kembange apa?"
"Kembang", penggambaran amal ketika kita hidup di dunia. 'Kembange apa" itulah yang kita pertanggung-jawabkan.

Jumat, 03 April 2015

Berjalan, Sendiri Atau Berdua

  

Berjalan sendiri, akan lebih cepat mencapai tujuan.

Berjalan berdua, akan membawa ke perjalanan yang lebih jauh.

Kamis, 02 April 2015

SMS : Sahabat

  

Tujuh macam persahabatan, namun hanya Satu yang sampai hingga Akhirat.

1. "Ta'aruffan", adalah persahabatan yang terjalin karena pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, bioskop dan lainnya.

2. "Ta'ariihan", adalah persahabatan yang terjalin karena faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kos bersama, diklat bersama, sekolah bersama dan sebagainya.

3. "Ahammiyyatan", adalah persahabatan yang terjalin karena faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

4. "Faarihan", adalah persahabatan yang terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, berburu, memancing, dan sebagainya.

5. "Amalan", adalah persahabatan yang terjalin karena satu profesi, misalnya sama-sama dokter, guru, dan sebagainya.

6. "Aduwwan", adalah seolah sahabat tetapi musuh, di depan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya.
"Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang." (QS 3:120).

7. "Hubban iimaanan", adalah sebuah ikatan persahabatan yang lahir batin, tulus saling cinta dan sayang karena Allah, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam-diam di penghujung malam, ia doakan sahabatnya.
Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya karena Allah Ta'ala.

Dari ke 7 macam persahabatan di atas, 1 - 6 akan sirna di Akhirat. 

Yang tersisa hanya ikatan persahabatan yg ke 7, yaitu persahabatan yang dilakukan karena Allah.

"Teman-teman akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain, kecuali persahabatan karena Ketaqwaan." (QS 43:67).

Saling memberi peringatan (Tahdzir) disaat sahabat tergelincir dalam kesalahan dan dosa.

Selalu saling mengingatkan dalam kebaikan, kesabaran dan kebersyukuran

SMS : Belajar

  

Aku belajar lebih banyak diam dari pada lebih banyak bicara... 
Aku belajar bersabar dari sebuah kemarahan... 
Aku belajar mengalah dari sebuah keegoisan... 
Aku belajar tersenyum dari suatu kesedihan.... 
Aku belajar tegar dari suatu kehilangan...

Hidup adalah Belajar..... 

Belajar bersyukur meskipun tak puas... 
Belajar ikhlas meskipun tak rela.... 
Belajar taat meskipun berat... 
Belajar memahami meskipun tak sehati... 
Belajar sabar meski terbebani... 
Belajar memberi meski tak seberapa... 
Belajar mengasihi meski tersakiti.... 
Belajar tenang meski gelisah.... 
Belajar percaya meski susah.... 
Belajar tabah meski cobaan menerpa...

Belajar.... 
bahwa tidak selamanya hidup ini indah, 
kadang Allah menyapa melalui derita. Tetapi ketahuilah bahwa Iatidak pernah meninggalkan, sebab itu belajarlah menikmati hidup dengan bersyukur.

Belajar.... 
bahwa tidak semua yang diharapkan akan menjadi kenyataan, 
kadang Allah membelokkan sebuah rencana. 
Tetapi ketahuilah bahwa itu lebih baik dari yang direncanakan, 
sebab itu belajarlah menerima semua itu dengan sukacita.

Belajar.... 
bahwa cobaan itu pasti datang dalam kehidupan.
Jangan mau dipengaruhi setan untuk marah dan emosi,
jangan mau menyalahkan orang lain, 
juga tidak mungkin berkata "Allah tidak adil".
Karena ketahuilah bahwa semua itu tidak akan melampaui kemampuan kekuatan, 
sebab itu belajarlah menghadapinya dengan sabar.

Belajar.... 
bahwa tidak ada kejadian yang tidak sesuai dengan rancangan-Nya.

SMS : Teladan Khalil Gibran



  
Sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan.. 

• Bila tak bisa memberi, jangan mengambil. 
• Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci. 
• Bila tak mampu menghibur orang, jangan membuatnya sedih. 
• Bila tak mungkin meringankan beban orang lain, jangan mempersulit/memberatkannya. 
• Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat. 
• Bila tak bisa menghargai, jangan menghina.

Kesempurnaan jangan dicari, tapi sempurnakanlah semampu-mampunya apa yg telah ada.