🙏😇🙏
Jumat, 11 Maret 2016
Sabtu, 06 Februari 2016
Dermawan Dan Murah Hati
Dermawan memberi derma.
Siapa penerima derma?
Murah hati memberi hati.
Semua penerima hati.
Musuh Dan Teman
Teman musuhku adalah musuhku. Musuh musuhku adalah temanku.
Dan.
Aku adalah musuhku.
Tragisnya.
Seringkali aku dapatkan aku lebih buruk dari yang kuduga.
😰
Kenangan? Harapan?
Bersamamu, mencipta kenangan, membangun harapan.
Tapi, yang lebih penting lagi.
Bersamamu, kenangan terlupakan, tujuan dan harapan tidak terfikirkan.
7 Febrari 2016
Jumat, 05 Februari 2016
Pepatah China
Pepatah dari China.
Uang banyak
Uang sedikit
Cukup makan sudah bagus
人丑人美
顺眼就好
Paras buruk
Paras cantik
Yg penting Berhati Mulia
人老人少
健康就好
Orang tua
Orang muda
Yang penting sehat
家穷家富
和气就好
Baik Miskin atau Kaya
Yg penting hidup rukun
老公晚归
有回就好
Suami pulang malam
Yang penting pulang, sudah bagus
老婆唠叨
顾家就好
Walaupun Istri cerewet, salama masih mau mengurus rumah tangga, sudah bagus
孩子从小
就要教好
Anak sejak kecil,
Sudah harus diajar dgn baik
博士也好
卖菜也好
长大以后
乖乖就好
Jadi Profesor atau jadi Tukang sayur,
yg penting jadi orang yang baik
房屋大小
能住就好
Rumah besar atau kecil, asal bisa di tempati, sudah baik
名不名牌
能穿就好
Produk Asli atau bukan Asli,
yang penting nyaman saat digunakan
两轮四轮
能驾就好
Roda 2 atau roda 4,
yg penting bisa di kendarai dan berguna
老板不好
要忍就好
Punya Atasan yg tidak baik,
harus sabar dan kendalikan diri dengan Kasih
一切烦恼
能解就好
Semua masalah,
Adalah cobaan Hidup
坚持执着
放下最好
Ngotot tak mau Mengalah, tak ada Guna nya
人的一生
平安就好
Hidup ini yg penting Damai dan Aman
不是有钱
一定会好
Kalau sudah banyak uang, belum tentu kehidupan akan lebih baik
心好行好
命能改好
Hati baik Perbuatan baik, Nasib akan berubah baik
谁是谁非
天知就好
Siapa benar siapa salah, yg tahu hanya TUHAN
说这么多
明白就好
Bicara segini banyak yang penting mau dimengerti maksud Baik nya
天地万物
随缘就好
Langit, bumi dan seluruh isi nya,
ada baiknya di jaga ke lestarian nya, karena itu adalah Warisan
很多事情
看开就好
Banyak masalah,
ada baiknya diterima dengan lapang dada dan mau menyelesai kan nya dgn bijaksana
人人都好
日日更好
Semua orang bersikap baik.
Maka, kehidupan akan berjalan dengan lebih baik
你好我好
世界更好
Kamu baik! aku baik!
dunia akan lebih baik
总而言之
知足最好
Kesimpulannya, kita
harus mensyukuri dengan apa yang sudah kita miliki
这条短信
真的很好
不发给你
是我不好
Baca an ini benar-benar sangat bagus,
Kalau tidak di teruskan ke kamu,
Maka akulah yg tidak berbuat baik!!
😇
Selasa, 02 Februari 2016
Muslim?
Kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan beberapa muslim
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah tiga orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"
"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini!".
Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."
"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.
Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."
"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.
Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.
"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.
"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,"
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.
Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.
"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh tiga hari. Aku akan kembali untuk diqishash".
"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.
"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.
"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.
"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.
Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".
Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.
"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".
"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.
Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.
Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.
Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.
Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.
”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah",
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”
”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,
“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.
”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi yang... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"
Kemudian Salman menjawab :
"Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.
“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.
“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.
”Allahu Akbar!” teriak hadirin.
Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita memuliakan al Islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar…!
Kisah ini, katanya, disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara.
🙏😇🙏
Langganan:
Postingan (Atom)